"Semua orang punya masalah, semua orang pernah depresi, semua orang mendapatkan ujian, setiap orang tentunya pernah kehilangan ... semua orang punya lukanya masing-masing. Namun, kamu tidak sendirian, ada saatnya kamu merasa pulih dari semua itu, maka terima saja hal baiknya, dan berbahagialah dengannya."
***
Keheningan kini tengah menyelimuti beberapa orang yang sedang duduk tegak di kursi meja makannya masing-masing. Bukan canggung, atau segan. Melainkan, situasi seperti ini memang salah satu budaya yang diterapkan di kediaman Garvind. Bukan berarti tidak membuka suaranya selama makan bersama berlangsung. Sesekali, mereka juga membuka obrolan ringan untuk memecah keheningan selama makan malamnya berlangsung.
Seperti sekarang. Saat sebelumnya kedua orangtua Allvhi mengajak putra dan menantunya untuk makan malam bersama di rumahnya. Namun, tentu saja hal itu bukan hanya sekedar ajakan biasa, lebih tepatnya sebuah perintah ... Allvhi tidak tahu akan kehadiran paman dan juga bibinya saat ini. Namun, pria itu sudah menebaknya jika kedua orang itu pastinya akan ikut bergabung dalam acara kecil ini ... sebetulnya Ailline tidak suka dengan suasana hening seperti ini, ia anggap situasi ini adalah situasi yang cukup kaku. Dan perempuan itu tidak menyukainya. Ailline juga malas kalau dirinya harus membuka suaranya untuk sekedar memecah keheningan.
Namun, beberapa saat setelahnya, pamannya Allvhi terdengar membuka percakapan ringannya. "Sebetulnya paman tidak ingin bertanya mengenai sebuah permasalahan yang baru-baru ini terjadi pada Ailline. Tapi, berhubung ini bersangkutan dengan keluarga kita, paman ingin mempertanyakan lebih dalam terkait masalah ini." Suara bass Giovanni kini terdengar mengudara di antara bunyi dentingan garpu dan juga piring makan mereka.
Semua orang yang mendengar hal itu terlihat tidak mengubah aktivitas dan reaksinya, seolah-olah hal yang di dengarnya barusan biasa saja. Kecuali Ailline, perempuan itu lantas menoleh ke arah pamannya yang duduk tepat di sebrang dirinya dan juga Allvhi. Tidak ada tatapan bingung, segan, dan ekspresi-ekspresi semacam itu. Ailline menanggapinya dengan sangat berani dan percaya diri. "Tidak ada satu pun orang di sekitar kita yang tidak mengetahui masalah saya saat ini. Namun, jika paman ingin mengetahui hal yang lebih dari masalah itu, sebetulnya tidak ada yang lebih jauh dari dampak hal tersebut. Seperti pada pengakuan saya di awal, jika semua itu hanya tuduhan semata ... dan sesuai dengan yang diterbitkan di beberapa saluran media, perusahaan saya mendapatkan kerugian yang sangat besar." jelas Ailline, sangat formal, sesekali perempuan itu memotong beberapa menu makanan yang ada di dalam piringnya.
Semua orang mendengarnya, bahkan Garvind dan juga Allvhi sudah terlihat usai dengan kegiatan makannya, mereka alihkan pandangannya kepada perempuan yang sekarang sedang duduk bersama Allvhi ... Giovanni menghentikan aktivitasnya, sebelum dirinya menyahut, pria paruh baya itu terlihat meneguk terlebih dahulu air putih di dalam gelasnya. "Seperti yang sudah diterbitkan di beberapa artikel, kerugiannya mencapai empat ratus miliaran rupiah, itu seharga anggaran pembangunan. Apa sangat yakin tidak ada penyebab yang besar dari semua itu?" tanyanya, sembari melihat ke arah Ailline dan juga Allvhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Marriage
RomanceTentang pertarungan antara tiga perusahaan. Sebuah kasus peretasan sistem keuangan disalah satu perusahaan yang membuat seorang pria memiliki misi dan proyek besar. Ia akan mewujudkan apapun yang dirinya inginkan. Karena sejauh ini, perusahaan dan u...