Bagian Empat Puluh Tiga

31 6 8
                                    

Manusia itu sejatinya adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah terlepas dari hubungan interaksi antar individu dengan yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia itu sejatinya adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah terlepas dari hubungan interaksi antar individu dengan yang lainnya. Namun betapa menyebalkannya hal itu kalau sudah dihadapkan dengan beberapa prilaku dan sikap manusia yang memuakkan.

Pada kenyataannya, kita juga tahu. Bahwa hidup dengan benyaknya orang itu sangatlah sulit. Setiap saat kita harus berhadapan dengan tingkah laku manusia yang menjengkelkan.

***

Tepat setelah Khael keluar dari mobilnya tadi, Ailline nampaknya melihat pria itu dari jalan raya yang sedang dilajuinya. Benaknya sedikit penasaran. Maka, ia pun memutuskan untuk masuk pada area restoran tersebut.

Perempuan itu memicingkan matanya tatkala di depan sana terdapat dua orang pria yang tak lain adalah Allvhi dan juga Zeydev yang tengah berdiri dengan raut wajah tak biasa.

Merasa sorot pandang dari ketiga orang tersebut berbeda, Ailline memutuskan untuk berdiam diri di dalam mobil, sampai pada rasa penasarannya yang semakin tinggi, ia pun keluar dan berniat melihat apa yang tengah terjadi.

Suasana sudah kian menggelap, perempuan itu memilih berdiri di dekat pohon rimbun dengan banyaknya beberapa mobil yang terparkir. Tempat itu gelap, tidak mudah dilihat oleh orang-orang dengan adanya ia yang tengah berdiri tak jauh dari arah belakang.

Jantungnya tiba-tiba saja berdetak tak karuan, tatkala beberapa kalimat yang terlontar dari mulut Allvhi dan juga Khael begitu jelas dan mampu terdengar olehnya.

Di tengah-tengah perdebatan pun, Ailline dengan amat kuat merasakan beberapa cabikkan pada hatinya, termasuk pada tubuhnya. Ailline tak percaya, dalam satu waktu, dirinya mampu mengetahui kenyataan besar seperti ini.

Tubuh perempuan itu awalnya menegang. Namun, setelahnya, penopang diri itu kian melemah. Seolah-olah jika ucapan yang didengarnya tadi adalah sebuah dentuman keras bagi tubuh beserta hatinya.

Dengan begitu jelasnya Ailline mendengar sebab akibat kedua orangtuanya tiada. Dan —entah kenapa hatinya seakan sesak setelah mendengarkan beberapa kalimat lantang yang diucapkan oleh Allvhi tentang dirinya tanpa beban. Ailline anggap itu kalimat yang tak berperasaan. Perempuan itu sampai menahan air matanya agar tidak keluar begitu saja. Dua pengakuan tersebut mampu memberikan respon cepat bagi dirinya. Namun yang menghantamkannya adalah, kenyataan mengenai kecelakaan orangtuanya dulu.

Hatinya terasa diremat kasar saat mendengar semua pengakuan itu dalam satu waktu. Dadanya begitu sesak seperti ada yang mencekiknya dengan kuat. Setiap tarikan napasnya mendadak saja begitu susah dan terasa menyakitkan. Sekuat tenaganya Ailline menahan reaksi tubuh dan juga perasaannya saat ini. Ia berharap agar tak limbung dan meluruhkan air matanya begitu saja.

Dan ... ekspresi berbagai menyesakkan itu ia beranikan untuk melangkah dan menghampiri ketiga pria yang saat ini masih saling menyahut penuh perlawanan. Ailline terlihat berjalan lengkap dengan siratan emosi dan juga perasaannya yang kian mengacau.

Business MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang