"Tak perlu menceritakan bagaimana perjuangan dan juga prosesmu dulu. Karena, semua orang pun tak akan pernah peduli dengan perjalanan sakit kita. Mereka hanya peduli jika kita sudah mencapai target sukses. Manusia hanya akan dilirik dan dihormati jika sudah berhasil saja."
~Ailline Grethania Khalesi~***
Keesokan harinya. Ailline masih berada di ruang rawat pasiennya. Ia sendiri sudah kelihatan rapih dengan pakaian yang sebelumnya telah Allvhi belikan di sekitaran rumah sakit sini. Perempuan itu lupa jika saat kemaren dirinya berangkat ke sini yang niatnya ingin dirawat. Tapi, tidak membawa pakaian ganti.
"Mau pulang sekarang?" tanya Allvhi, saat melihat penampilan sang istri yang sudah terlihat rapih dengan dress anggun yang dirinya belikan tadi.
"Pulang saja. Kondisiku sudah merasa baikan sekarang," ujar Ailline, sembari sibuk memasukan beberapa barang mini miliknya pada tas cantiknya. "Ayo," ajak Ailline.
"Kondisimu benar-benar sudah baik, bukan? Bagaimana? Apa masih sakit saat kamu bernapas?" Allvhi sedikit ragu dengan kondisi istrinya sekarang. Pria itu menyadari keadaan Ailline yang belum benar-benar normal.
Ailline terhenti dari langkahnya, menoleh pada suaminya dengan tatapan mengintimidasi. "Aku sudah sembuh. Kenapa? Kau masih ingin lama berada di sini, hm? Apa karena suster-suster cantik itu yang sering keluar masuk ke sini? Makanya kamu nggak mau pulang. Iya, kan?
Rasanya ingin sekali menyumpal mulut perempuan itu yang jika berucap suka sekali tanpa permisi. Apalah istrinya ini, Allvhi mempertanyakan kondisinya. Tapi, kenapa perempuan itu malah menjawabnya dengan hal yang tak sama sekali terpikir oleh Allvhi.
Pria itu terlihat memejamkan matanya sembari membuang napasnya sejenak. Tak habis pikir, "Pikiran kamu ... kenapa selalu buruk padaku? Mana mungkin alasan itu bisa dibenarkan. Membayangkannya saja aku tidak pernah," sahut Allvhi sedikit kesal dengan paparan perempuan itu barusan.
"Jadi, kamu tidak suka dengan suster-suster itu?" tanya Ailline tanpa dosa.
"Allin, ayolah ... kenapa tiba-tiba seperti ini? Mana mungkin aku menyukainya ..." Istrinya itu memang kadang seperti ini. Melontarkan hal-hal yang tak terduga. Seperti sekarang. "Ayo pulang," ajak Allvhi sembari melangkahkan kakinya melewati istrinya.
"Aku hanya menebak, lagian tidak perlu marah seperti itu, All." Ailline melihat raut wajah suaminya yang tak mengenakan. Apa kerena todongannya tadi? Oh ayolah, dia hanya asal ucap saja, pikirnya. "Hei, ada apa dengan ekspresimu? Tidak perlu marah seperti itu juga," ucapnya lagi sembari berjalan di sebelah suaminya. Pria itu hanya melihat datar ke arah depan. Seperti tidak memperdulikan sang istri yang saat ini sedang berusaha berbicara kepadanya.
"All? Kau beneran marah? Astaga, seperti katamu, kau itu tidak menyukainya. Kenapa harus seperti ini?" ucap Ailline, mengikuti arah pandang suaminya. Menatap lurus ke depan, dan terus melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Marriage
RomanceTentang pertarungan antara tiga perusahaan. Sebuah kasus peretasan sistem keuangan disalah satu perusahaan yang membuat seorang pria memiliki misi dan proyek besar. Ia akan mewujudkan apapun yang dirinya inginkan. Karena sejauh ini, perusahaan dan u...