Bagian Dua Puluh Delapan

47 10 5
                                    

"Ambisi dan mimpi dalam hidupnya, tidak harus ditempuh dengan jalan saling bermusuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ambisi dan mimpi dalam hidupnya, tidak harus ditempuh dengan jalan saling bermusuhan. Menggunakan logika dengan langkah cara yang mulus, itulah sebuah konsep yang pria itu ambil. Dia adalah Allvhianca, yang sedang menyimpan gejolak mimpi dalam hidupnya. Yang sedang menggapainya dengan cara yang tenang."

***

Saat ini, Allvhi terlihat sedang duduk berhadapan dengan saudara laki-lakinya, di salah satu tempat duduk yang ada di halaman rumah orangtuanya. Sepertinya kakak beradik itu sedang terlibat ke dalam percakapan serius.

"Aku tahu masalah ini sudah lalu, dan aku juga tidak berniat mengungkitnya. Tapi, aku benar-benar memberimu penawaran khusus, Bang," ujar Allvhi, "Papah memang memberikan seluruh kekuasaannya kepadaku terhadap perusahaan itu. Tapi, kau juga sama-sama putranya. Kau berhak mendapatkan bagian dari perusahaan itu." sambungnya lagi, seraya menatap Hizkil dengan serius.

Hizkil menarik napasnya dengan pelan, lalu ia menoleh kepada Allvhi. "Kamu yang benar-benar berhak atas perusahaan itu, Vhi. Kamu berhasil memenuhi ambisinya Papah, aku tidak membutuhkan apa-apa atas kepemilikanmu saat ini." sahut Hizkil, menatap adiknya.

"Kau juga berhak, bahkan sebelum diriku, kau sempat menduduki salah satu jabatan di sana ... aku bisa memberimu saham disalah satu bidang perusahaan," balas Allvhi.

Hizkil tersenyum tipis, sembari mengalihkan pandangannya. "Tidak, Vhi ... aku tidak menginginkannya, aku sudah mempunyai satu unit usaha di London, dan itu sudah cukup." sahut Hizkil sembari mengingat sebuah restoran yang telah ia bangun di tempat tinggalnya selama ini.

Padahal Allvhi sangat mengharapkan saudara laki-lakinya itu untuk bergabung dengannya. Tapi, sepertinya sampai kapan pun juga, pemikiran Hizkil tidak akan pernah sama dengan pemikiran Allvhi. Keduanya cerdas dalam potensinya masing-masing.

"Ayah ..."

Perhatian kedua pria itu teralihkan oleh seorang bocah kecil yang baru saja berteriak memanggil ayahnya.

"Azell, kenapa lari seperti itu, hm?" kata Allvhi, sembari berjongkok mensejajarkan dirinya dengan keponakannya itu.

"Azell bosan di sini," keluh anak kecil itu, kepada kedua pria dewasa yang ada di hadapannya.

"Ajak keponakanmu main, Vhi. Aku masih ingin menghabiskan waktuku bersama Mamah." kata Hizkil, terhadap adiknya itu. "Azell, mainnya sama uncle, ya? Kepala Ayah sakit, saat ini." ucap Hizkil mencoba memberikan alasan terhadap putri kecilnya itu.

"Tidak masalah. Ayo uncle, aku ingin jalan-jalan." ajak Azella, kepada Allvhi.

"Baiklah cantik, sekarang waktunya kencan. Ayo ..." Setelahnya Allvhi terlihat beranjak, dan menuntun keponakan kecilnya itu. Meninggalkan Hizkil yang saat ini ikut berdiri dari duduknya.

***
Perancis

Tidak terasa, sudah hari ke empat Ailline menghadiri rangkaian acara fashion ini di Paris. Ailline tidak melewatkan satu momen pun dalam acara besar ini. Dan kini dirinya sedang berada di balik ruangan acara inti tersebut. Perempuan itu akan menghadiri acara runway show bagian dari haute couture, desain busana yang dirancang khusus untuk para pelanggan dengan harga fantastis. Brand-nya juga termasuk ke dalam salah satu bagian dari rancangan langka ini. Beberapa dari rancangannya yang telah di preferensi oleh pelanggan fashion-nya. Oleh karena itu, Ailline sangat antusias dalam penyelenggaraan acara ini.

Business MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang