Bagian Tiga Puluh Tiga

59 8 0
                                    

Aku sudah memutuskannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah memutuskannya. Sesuatu yang sudah berhasil membuatku nyaman. Maka, aku akan tetap berada di dalamnya. Selagi hal itu tak membuatku hancur.
~Ailline Grethania Khalesi~

***
Pharmacy Phraim

Suasana ruangan di dalam sebuah acara peresmian dan peluncuran dari perkembangan obatnya, kini terlihat cukup ramai dengan adanya orang-orang penting yang ada dalam list undangan acara tersebut. Sudah tahu, bukan? Jika acara ini adalah acara yang formal. Tak begitu mewah dan elegant. Dan ini mengacu pada sebuah tema dan juga isi dari acara tersebut. Tentu saja, karena untuk sebuah obat sendiri itu tidak perlu adanya suasana yang istimewa. Seperti sekarang, hanya beberapa dekor minim namun sopan dan terlihat menarik.

Para petinggi perusahaan dari bidang yang sama, beberapa dokter terkenal dari setiap rumah sakit, juga orang-orang kepemerintahan yang saat ini nampak sudah hadir dalam acara peresmian sebuah obatnya. Ow, jangan lupakan juga. Khael rupanya ikut hadir dalam acara ini, entah ide siapa. Tapi, momen ini akan Khael pakai untuk mengajak ahli farmasi itu dalam sebuah kerja samanya.

"Yang benar saja. Aku harus bergabung dengan kalian nantinya, begitu?" Keduanya saat ini sudah berada di dalam acara itu. Sesampainya di sana, Allvhi langsung mengajak Ailline untuk ikut dengannya menemui sekumpulan tamu-tamu penting di sana.

"Jika kamu mau," balas Allvhi, yang sedari tadi menatap pada sosok istrinya.

Untuk sesaat Allvhi tidak mengalihkan atensinya itu dari Ailline. Biarkan saja, di mobil tadi, ia harus fokus menyetir. Padahal keinginannya menatap sang istri tanpa berkedip.

"Boleh aku memujimu?" tanya Allvhi tiba-tiba.

Lalu, Ailline melihat pada suaminya. Kedua alisnya terlihat menyatu. Ia sedikit bingung dengan tatapan dan perkataan suaminya barusan. "Bukankah kau sering memujiku?" balas Ailline, masih dengan ekspresinya.

"Aku ingin mengatakannya dengan cara yang berbeda. Kali ini serius."

"Lalu, kemaren-kemaren tidak serius, begitu?" todong perempuan itu.

Allvhi menggelengkan kepalanya dengan samar. "Aku serius. Tapi, malam ini kamu tidak hanya terlihat cantik. Bahkan aku susah sekali merangkai katanya. Kedua mataku mungkin bisa menjelaskannya—terlalu indah dari sebuah kata pujian lainnya," puji pria itu. Sangat berlebihan, bukan? Tapi itu memang kenyataan. Objek yang ada di hadapannya lebih indah dari suasana acara ini sekarang.

"Ckk, bagaimana caranya tersipu seperti orang-orang?" Alih-alih tersenyum manis, perempuan itu malah menatap sedikit kesal. Ailline kapan saltingnya?

"Untuk pemula sepertimu, cukup tersenyum manis saja dulu."

"Kau ini! Aku tidak bisa seperti itu!" ucap Ailline, sedikit memukul lengan suaminya itu. "Sepertinya aku tidak cocok dengan acara ini." Setelah melihat isi dan suasana yang ada di dalam acara ini. Ailline nampak mencocokannya dengan dirinya sendiri. Dan perempuan itu sedikit tak merasa nyaman.

Business MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang