The Sweetest Revenge | [3. Mari Ucapkan Selamat Datang]

31.2K 3.9K 1.6K
                                    

Ada yang nungguin ga ya? 👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang nungguin ga ya? 👀


Akhir-akhir ini agak sibuk menghadapi dunia nyataaa. Tapi semoga tetep bisa rutin update Kaivan karena sepertinya aku sudah mulai mensruh hati pada lelaki brengshake satu ini. ❤️


Kalau banyak typo maapin yakkk. Tandain aja karena ga sempet edittt. Hoho..


Sehat selalu yaaaa. Jangan lupa dibakarin lapaknya 😡🫶🔥🔥🔥

***








"Seperti namanya 'masa lalu', hal yang telah berlalu, tempatnya di belakang. Jangan menoleh lagi, jangan kamu ingat lagi. Lupakan ...."

Ucapan itu terdengar ketika Kanina tengah menghabiskan segelas air putih di dalam mugnya. Kanina melepaskan napas kasar, tatapnya bertemu dengan tatap ibunya yang pagi-pagi sekali sudah datang ke unit apartemennya untuk mengantarkan berkotak-kotak makanan buatannya yang dibawa dari rumah. Semua kotak itu dimasukkan ke dalam lemari es, sebagian disimpan di dalam freezer, sebagian lagi hanya ditaruh di chiller

"Melupakan adalah keterpaksaan memang ..., tapi hal itu yang harus kamu lakukan demi dirimu sendiri, kan?"

Mimpi apa dia semalam? Bangun tidur sudah harus disambut dengan ceramah masa lalu dan dipaksa melupakan. Kanina menghampiri stool, duduk lebih dekat dengan ibunya. Keduanya kini saling berhadapan, dibatasi oleh satu meja tinggi yang membentang memisahkan.

"Tidak ada yang salah di sini." Ibunya kembali bicara.

Gerak tangan Kanina terhenti, tangannya batal meraih potongan buah apel yang baru saja ditaruh di piring oleh ibunya. Kanina menatap wanita di hadapannya itu, memberi isyarat bahwa dia baru saja tidak setuju dengan pernyataannya. Tidak ada yang salah, katanya?

"Kamu dan Kanesha, di antara kalian tidak  ada yang bisa disalahkan," lanjut ibunya. "Mungkin, jika ada yang harus disalahkan. Mama lah satu-satunya yang paling salah di sini."

Kanina menarik kembali tangannya, batal mengambil apa pun, memasukkan kedua tangannya pada saku heoodie longgar yang dia kenakan sebelum berhadapan dengan ibunya selepas bangun tidur tadi. Kanina memalingkan wajah, menghindari tatap wanita di hadapannya itu. Dia memberi gestur tidak suka atas kalimat yang diungkapkan selanjutnya.

"Mama yang paling bersalah karena tidak bisa cepat-cepat membuat kalian berdua berdamai, sehingga masalag ini menjadi menjadi berlarut-larut dan ... berakhir seperti ini." Tangan ibunya bergerak menjangkau Kanina, mengeluarkan satu tangan Kanina dari saku tempatnya bersembunyi. "Mama selalu berharap kamu mendapatkan banyak kebahagiaan .... Menemukan seseorang yang membuat bahagiamu tidak pernah habis. Menemukan seseorang yang percaya bahwa kamu adalah hal terbaik yang pernah dia temukan dan ... membuat kamu percaya bahwa kamu begitu berharga, Nin."

The Sweetest RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang