The Sweetest Revenge | [22. Harap yang Lenyap]

19.5K 3.5K 1.6K
                                    

Waaa temu lagi nih kitaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waaa temu lagi nih kitaaa.


Part ini menceritakan hari di mana sebelum Kaivan mendengar percakapan Kanina di telepon kemarin. Jadi nanti akan ada POV Kaivan yaaa.


Udah siappp? Tarik napas duluuu.


Selamat membacaaa. Tapi ku pengen dispam love dulu bole gaaa??? ❤️❤️❤️

***

Om Kayi
Hari ini aku bakal seharian di lapangan ya, Nin.

Kanina menghela napas panjang saat membaca pesan itu. Di satu sisi, dia merasa beruntung karena seharian ini dia tidak akan bertemu dengan pria yang membuatnya bingung itu, tapi di sisi lain ... dia juga khawatir. Kaivan baru saja sembuh—Oh, tidak. Dia bahkan masih dalam masa pemulihan, tapi Karyatama memperlakukannya dengan sangat keterlaluan, seolah-olah hanya dia yang bisa menggerakkan roda pekerjaan di lapangan.

"Mbak Kanin." Seseorang berseru, membuat Kanina menoleh. "Data longsoran dari Pak Imam yang aku minta belum ada ya? Aku butuh datanya sekarang, nih."

"Oh, oke. Aku kirim sekarang."

Kanina bahkan melewatkan beberapa permintaan rekan kerjanya, melewatkan juga beberapa perintah atasannya. Hal yang paling buruk, dia keluar dari ruang meeting dalam keadaan kosong setelah biasanya penuh dengan banyak ide dan rencana.

Kanina mengecek ponselnya, melihat pesan terakhirnya belum mendapatkan respons apa pun dari Kaivan.

Kanina Rhea
Oke.

Kamu hati-hati.

Pria itu ... baik-baik saja, kan? Dia sudah makan siang? Minum obat? Lalu beristirahat?

Kanina hendak mengetikkan beberapa pertanyaan itu di ponselnya, tapi urung. Dia menggeleng cepat.

Tidak. Tidak boleh begini, Kanina.

Dia tidak boleh terlalu peduli pada keadaan musuhnya yang sedang dia tikam diam-diam selain hanya untuk mrnunggu kabar buruk. Dia tidak boleh merasa khawatir hanya karena rasa bersalah.

Kanina menutup kembali menu pesan di ponselnya. Kembali dia habiskan waktunya untuk bekerja. Dia tenggelamkan isi kepalanya hanya untuk data-data yang kini masuk. Bolak-balik dia akan mengunjungi ruang arsip.

Namun, ini menyebalkan. Saat kembali ke kubikel, dia masih memeriksa ponselnya.

Untuk kali kedua, dia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak mengirimkan pesan.

Kanina Rhea
Kamu udah makan belum, sih?

Kok, nggak ada kabar dari tadi?

The Sweetest RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang