#TSDP8
Menurut Kaivan, Kanina tidak lebih dari wanita berkepala cantik yang memiliki alasan hidup hanya untuk mengoles lisptick merah di bibir, mengecat kuku, dan mengenakan stiletto yang ketukannya kerap mengganggu saat memasuki ruangan.
Menurut K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasaaa. Sebelum baca part ini, kalian boleh baca Additional Part 16 dan Additional Part 16 vol. 2 di Karyakarsa yaaa. Dah manis gemes aja dah yang pasti 🥲
Tapi kalau mau langsung baca juga bolewww
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udah vote beluuummm? XD
Ini 3800+ kata cobaaaa heeeehhhh. Tega banget kalau nggak vote sama komen sih. 🥲🤲🏻
Komen pake emot apaaa aja deh boleeeh 😋🦎🐊🌸💋❤️
Boleh minta apinya dulu nggak tapi niiih 🔥🔥🔥🔥🔥
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore itu, Kanina sudah mengenakan kebaya dusty pink dan rok batik yang Kaivan siapkan. Disiapkan oleh Atira lebih tepatnya, adik perempuan Kaivan. Beberapa Kali Kanina bercermin, bolak-balik, menimbang-nimbang untuk tetap menggerai rambutnya atau mengikat satu. Beberapa kali dia mengganti highheels.
Mungkin tiga jam? Dia menghabiskan waktunya di depan cermin?
Sampai akhirnya, Kaivan datang dan mengabari bahwa pria itu sudah menunggunya di lobi. Kanina keluar dari kamarnya untuk menemui pria itu setelah membuatnya menunggu selama beberapa lama. Pria itu, kini mengenakan batik cokelat sambil berdiri di teras lobi sambil menunduk melihat arloji di pergelangan tangannya. Saat ketuk alas kaki Kanina terdengar, pria itu mendongak. Menatapnya, seolah-olah tengah terperangah.
