#TSDP8
Menurut Kaivan, Kanina tidak lebih dari wanita berkepala cantik yang memiliki alasan hidup hanya untuk mengoles lisptick merah di bibir, mengecat kuku, dan mengenakan stiletto yang ketukannya kerap mengganggu saat memasuki ruangan.
Menurut K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haiii halooo. Temu lagi niwww.
Kemarin ada Additional Part 23 yaaa. Nyeritain Kanin, Kai, dan Pak Andri yang habis meeting dari kantor pusat. Lucu-lucu gemes gitu laaa pokoknyaaa 🤏🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mana yang kangen angkat tangaaan? 🙌🏻
Semangatnya tunjukkin pakai vote komen boleh nggak? 🥲
DAN KASI APIII 🔥🔥🔥
***
Sejak pagi, Kanina sudah berada di Pekanbaru untuk mengantar Pak Hilmi meeting dengan beberapa orang yang datang dari kantor pusat. Meeting berlanjut dari satu tempat ke tempat lain, hingga waktu tengah hari tiba dan Pak Hilmi berkata bahwa mereka akan kembali ke Kuok setelah makan siang.
"Ikut makan siang, Nin?" tanya seorang pria, bernama Taraka. Pria itu bertugas di kantor pusat, sesekali akan datang dan bertemu dengan Kanina di Kuok untuk keperluan pekerjaan.
"Saya ada janji sama teman di sekitar LW," jawab Kanina. Karena dia tahu Pak Hilmi dan yang lainnya berencana akan makan siang di tempat lain.
Siang itu, seharusnya Kanina bergabung dengan mereka—Pak Hilmi dan orang-orang dari kantor pusat. Ikut bergabung di dalam obrolan makan siang. Mendapatkan beberapa insight positif yang membuatnya yakin bahwa dia tidak terlalu buruk untuk menangani proyek baru di tempat yang lebih baik. Biasanya, waktu itu akan dia gunakan untuk menjadi ajang menarik perhatian orang-orang di kantor pusat dan melihat bahwa dia juga patut diperhitungkan.
Namun, siang itu semangatnya untuk melakukan hal-hal penuh ambisi sedang tidak tersisa. Antusiasnya menurun. Pekerjaannya akhir-akhir ini membuatnya terlalu lelah untuk mencari perhatian orang-orang. Dia hanya sibuk bekerja, menyelesaikan semua tugasnya, kembali ke mess, beristirahat, lalu melakukan hal itu ke esokan harinya dengan urutan berulang.
