3800 kata nih. Kalau nggak rame aku sedih 🥲Tapiii terima kasih karwna keren banget vote komennya kemariiin.
Jangan lupa bakar lagi sekarang yaaakkk. Kasih api yang banyaaak 🔥🔥🔥
***
Sabtu pagi, Kanina menatap penampilannya di cermin. Wajahnya meneleng ke satu sisi, dua tangannya bertolak pinggang. Dia tengah mengamati bagaimana orang-orang akan menilai tentangnya penampilannya sekarang; dress marun berlengan panjang dan flat shoes hitam. Rambutnya dia biarkan tergerai. Tubuhnya berbalik, menghadap pada Dhea yang masih bergelung dengan selimut di atas kasurnya sambil memainkan ponsel. "Dhe ....?"
"Hm ...?"
"Menurut kamu, kalau aku dandan begini, aku mau ke mana?"
Dhea mengalihkan tatapnya pada Kanina, memperhatikan selama beberapa saat, tatapnya naik-turun. "Mau nge-date?"
Kanina berdecak, tanpa bicara apa-apa, dia berbalik untuk mengambil pakaian baru. Dia mengganti pakaian sebelumnya dengan kemeja hitam, yang ditutup outer berwarna sama, disambung dengan pencil skirt. Dia kembali berdiri di depan cermin setelah mengikat rambutnya. Lalu, berbalik lagi, "Kalau gini, Dhe?"
Dhea mengernyit. "Mau ngantor? Rapi bener."
Kanina kembali berdecak. Kali ini disertai dengan keluhan mendekati putus asa. Kanina kembali membuka lemari, menggeser satu per satu pakaian yang menggantung di hanger.
"Padahal mah .... Nggak usah banget mikirin tentang pendapat orang terhadap penampilan kamu hari ini ...," gumam Dhea, dia sudah kembali menatap layar ponselnya. "Yang lihat nanti kan nanti cuma Kaivan."
Ucapan itu membuat gerak tangan Kanina terhenti. "Justru itu ...." Justru karena Kaivan satu-satunya orang yang akan bersamanya hari ini. Dia akan menghabiskan waktu bersama pria itu di akhir pekan, tapi bukan untuk berkencan. Dia harus bekerja, tapi tidak juga dilakukan di hari kerja. Dia harus kelihatan effortless dengan penampilannya, tapi juga harus tetap terlihat sempurna. "Ada saran nggak?"
"Ng ...." Dhea kembali mengalihkan perhatiannya pada Kanina. Dia tidak ahli di bidang fashion, malah cenderung cuek pada penampilannya sendiri. Namun, dia selalu logis, objektif, jadi mungkin Kanina akan mempercayai pilihannya sekarang? Wanita itu bergerak ke arah Kanina, berdiri di depan lemari.
Dhea memilih pakaian di hanger, tapi sampai ujung, tidak ada yang membuatnya menarik salah satunya. Dia menggapai pakaian yang dilipat rapi dan bertumpuk di bagian atas lemari. Lalu, tangannya mencabut satu kaus hitam polos berlengan panjang, setelahnya satu eyelet skirt berwarna putih dia tarik dari hanger. "Nih .... Pakai ini aja. Pusing-pusing banget. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Revenge
Roman d'amour#TSDP8 Menurut Kaivan, Kanina tidak lebih dari wanita berkepala cantik yang memiliki alasan hidup hanya untuk mengoles lisptick merah di bibir, mengecat kuku, dan mengenakan stiletto yang ketukannya kerap mengganggu saat memasuki ruangan. Menurut K...