The Sweetest Revenge | [33. Harap yang Terucap]

20.3K 3.6K 2.2K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii. Temu lagi kita niyyy. Kangen nggak? 😋


Seperti janji sebelumnyaaa. Aku akan membawa kalian pada wahana roller coaster, jadiiiii pegangan yang erat yakkk. 🤝


Tarik napas. Cari playlist yang adem dulu boleeeh. Duduk tenang. Udah.


Selamat membaca. Aku lagi pengen dikasih love yang banyak gitu boleh nggak siii karena ini tuh 4000 kata lebiiih.  Terima kasiii ❤️❤️❤️

***







"Kita tuh pacaran," ujar Kanina siang ini. Wanita itu mengajaknya bicara sebelum  berangkat ke Pekanbaru menemani Pak Hilmi untuk meeting dengan orang-orang kantor pusat.  "Ya, kan?"

"Iya," jawab Kaivan.

"Tapi kita belum pernah ... kayak bener-bener nge-date sebagai pasangan .... Iya nggak, sih?"

"Kebanyakan di toilet."

"Ruang arsip."

"Pantri kantor."

"Ruang meeting."

"Ng ...." Kaivan tampak berpikir. "Lumayan banyak tempat yang kita nodai rupanya."

"Kayak ... kita tuh ngapain kayak begitu?" tanya Kanina.

"Lho, kamu duluan yang mencetuskan ide itu," tuduh Kaivan.

"Kayak ... backstreet banget," lanjut Kanina. "Padahal kita nih backstreet dari siapa coba?"

"Oke. Intinya kita harus nge-date?" tanya Kaivan fokus lagi pada pembahasan sebelumnya.

Kanina mengangguk. "Nge-date yang normal. Nonton misalnya?"

"Kapan?"

"Nanti malam aku nggak ada acara apa-apa kok selesai meeting."

"Oke." Kaivan mengangguk, menyetujui. "Kita akan ketemu di Pekanbaru kalau gitu. Kamu tentuin tempatnya, nanti aku yang susul kamu ke sana."

Senyum lebar itu terbit di wajah Kanina. "Oke ...." Suaranya yang diiringi dengan senyum selalu punya nada yang khas, yang tidak pernah Kaivan dengar dari manusia mana pun. "Aku tunggu kamu! Jangan telat! Jangan ingkar!" Dia mengacungkan tangan.

Setelahnya, mereka berpisah. Kanina pergi bersama Pak Hilmi, sementara Kaivan meninjau proyek dan kembali ke kantor untuk mengerjakan beberapa laporan. Lalu pergi ke Bangkinang untuk bertemu dengan konsultan dan mengerjakan pekerjaannya di sana seharian. Pekerjaannya akhir-akhir ini begitu banyak, proyek sudah menuju selesai dan banyak sekali pertanggungjawaban yang dia lakukan sebelum benar-benar menyerahkan seluruh proyek pada pihak Owner.

The Sweetest RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang