lanjut..
selamat membaca
***
Grand Alister.
Biasanya, Kayla memang mengunjungi apartemen kakaknya untuk sekedar mencari ketenangan saat mengerjakan tugas atau untuk menemani kakaknya mengobrol maupun jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Tapi karena sang kakak sedang berada di luar negeri, hari itu Kayla kesana hanya untuk mengecek dan bersih-bersih tempat itu saja.
Tak sampai setengah hari Kayla sudah menyelesaikan kegiatannya dan duduk di dekat jendela besar apartemen dengan secangkir kopi di tangannya, Gadis itu sangat menyukai spott ini.
Dari tempatnya duduk, Kayla dapat melihat jajaran gedung tinggi yang tertata rapi di tengah kota, juga jalan besar yang mengular membentuk pola yang indah. Kayla juga menaruh beberapa tanaman sukulen kecil pada partisi jendela untuk menambah hidup suasana tempat itu.
Sejujurnya Kayla ingin tinggal di tempat yang sudah Kai beli beberapa tahun terakhir itu, hanya saja Kayla merasa tidak tega jika harus melarikan diri dan membiarkan ibunya hidup sendirian, meskipun Kehidupannya tidak jauh lebih baik jika tinggal serumah bersama ibunya.
Setelah puas melamun dan menyendiri, Kayla memutuskan untuk segera pulang agar bisa tiba di rumah sebelum Mahira kembali bekerja, tak lupa Kayla mengecek area kamar dan dapur untuk memastikan tidak ada alat elektronik yang masih tersambung saat dia pergi. Gadis itu juga mengambil dua batang coklat dari dalam kulkas, kemudian keluar dari unit apartemen itu.
"Oke, semua udah beres. Sudah cukup healingnya, Waktunya pulang" Gumamnya
Kayla berjalan santai sambil menikmati coklat di tangannya, menyusuri area taman apartemen setelah keluar dari gedung, mata gadis itu menangkap sosok pemuda tengah duduk melamun seorang diri pada salah satu bangku taman, seolah menemukan sosok dirinya sendiri dari sorot mata pemuda itu, Kayla berhenti sejenak untuk mengamati. Tidak ingin terlihat kepo, Gadis itu akhirnya memutuskan untuk meneruskan langkahnya, namun lagi-lagi karena merasa melihat sosok dirinya yang muram pada diri pemuda itu, Kayla akhirnya mendekat dan duduk di samping pemuda yang tengah melamun itu.
Gadis itu mengambil sebatang coklat yang tersisa dari dalam tas nya dan menyodorkan pada pemuda itu, sontak membuat pemuda itu tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah Kayla dengan tatapan bingung.
"katanya coklat bisa memperbaiki mood, siapa tau sedikit membantu" kata Gadis itu dengan senyum lembut di bibirnya, meski bingung pemuda itu menerima coklat yang Kayla ulurkan padanya tanpa bicara sepatah katapun.
"apapun persoalan yang kamu hadapi, semoga hari mu segera kembali cerah. duluan ya" ucap Kayla, lalu beranjak hendak pergi.
Belum juga Gadis itu melangkahkan kakinya, pemuda itu sudah lebih dulu mencegah dengan suara beratnya.
"bisa temani sebentar? sepertinya mood saya akan lebih cepat membaik jika ada yang menemani saya memakan coklat ini" kata pemuda itu, dengan logat bicara yang sedikit kaku.
"tt-ttapi saya buru-buru"
"please, just five minutes. I promise" pinta pemuda itu, dengan nada memohon.
"oo-ooke.." jawab Kayla, yang akhirnya menjatuhkan kembali pantatnya pada bangku yang semula dia duduki.
Keduanya sama-sama menikmati coklat di tangannya, hanya saja pemuda itu tampak murung dan sesekali menggigitnya tanpa minat, sedang Kayla hanya diam sambil sesekali melirik ke arah pemuda itu. Hingga lima menit berlalu, mereka tidak juga ada yang bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELUSIF
Romance"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri. Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...