Rain

141 16 11
                                    



Ooii,, author is back..!!
Sorry kemaleman, disini habis hujan gede guys. Serem..
Lanjut yok..!!
***

Akhir-akhir ini, hujan deras terus mengguyur ibu kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir-akhir ini, hujan deras terus mengguyur ibu kota. Sore itu, Kayla tengah berteduh di pos satpam dekat pintu gerbang universitas sambil bersedekap dada karena rasa dingin yang menusuk kulit putihnya.

Terkadang Kayla menyesal karena sudah menolak beberapa fasilitas yang sering kakaknya tawarkan, seperti kendaraan pribadi misalnya.

Kayla bisa menyetir, bahkan mempunyai SIM. Gadis itu juga kerap kali di jadikan supir oleh Emi dan Mina saat ingin bepergian bersama-sama.

Namun karena beberapa hal dan alasan, Kayla merasa lebih nyaman untuk memilih menaiki kendaraan umum, meski terkadang harus membuatnya sedikit kerepotan saat cuaca tidak mendukung aktifitasnya seperti saat ini.

Gadis itu mendengus setelah mengecek jam di tangannya.

Pukul setengah lima, itu artinya jika hujan tidak segera reda, Kayla harus siap bersaing dengan para pekerja untuk mendapat tempat duduk atau spott ternyaman untuk berdiri di dalam bus.

"Ck, naik taxi online aja kali ya?

Tapi pasti macet hujan begini. Hadeeeh.. " Gumam gadis itu.

Bersandar pada dinding sambil bergidik karena dingin kembali membelai kulitnya yang hanya berbalut kaos dan kemeja flanel sebagai outer, Kayla membuka ransel untuk mengambil sandwich yang sebelumnya sempat dia beli dari koperasi mahasiswa.

"Setidaknya ini bisa ngurangin penderitaan gue" Gumam gadis itu, setelah menggigit sandwich di tangannya.

Hening masih menyergap kesendirian Kayla selama menikmati sandwich sayur yang terasa begitu-begitu saja. Jika boleh jujur, selama ini Kayla memang jarang sekali benar-benar menikmati makanannya. Selain karena tidak ada makanan khusus yang dia favoritkan, masalah hidupnya kerap kali membuatnya tidak berselera, dan hanya sekedar melakukannya untuk melanjutkan hidup semata. Terdengar Miris memang, tapi itulah yang terjadi selama ini, dan Kayla tidak perlu mengeluhkan nya lagi.

Sekali lagi Kayla mengecek jam di tangannya, kemudian menghela nafas kasar.

"Beneran jadi pepes di bus ini sih, ck.. " Keluhnya

Tak lama ponsel gadis itu berdering, dengan ekspresi malas Kayla mengangkat panggilan yang baru saja masuk.

"Hmm.. "

"Dimana? "

"Masih dikampus"

"Kok nggak balik? "

" Hujan"

" Katanya kalo naik busway enak, nggak kehujanan, nggak kepanasan? "

"Emang, ,"

ELUSIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang