"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri.
Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kayla dan Gatra berjalan beriringan menuju komplek tempat tinggal Kayla, sebenarnya Gatra ingin mengantarnya pulang dengan motor, namun gadis itu menolak, dengan alasan jarak yang dekat, sekaligus ingin memberi Gatra jawaban pasti dari pernyataan cintanya.
Kayla merasa tidak perlu membuat Gatra menunggu terlalu lama, karena dia sudah mempunyai jawaban sekaligus berbagai hal untuk di jadikan alasan.
Namun saat Kayla hendak mulai membuka topik, Gatra sudah lebih dulu mencegahnya.
"Stop" Gatra tiba-tiba memotong ucapan Kayla dengan menempelkan jari telunjuknnya di bibir gadis itu.
"Udah ya, mendingan kapan-kapan aja lo jawabnya. Pikirin dulu baik-baik, sampai mateng. Oke..? "
"Kenapa? Tadi katanya mau jawaban? "
"Enggak, nanti aja. Kayaknya lo bakal gegabah deh jawabnya "
" Nye-nye-nyee... " Gatra bersenandung sambil menutup telinganya dan berjalan mendahului Kayla.
Sesaat Kayla menghentikan langkahnya, tertegun memandangi punggung Gatra yang belum jauh melangkah.
"Lo se-suka itu tra sama gue? " Tanya Kayla, dengan nada suara biasa, bahkan hampir terdengar lirih.
Namun Gatra yang masih bisa mendengar suara Kayla seketika berhenti melangkah dan berbalik lalu mengangguk yakin.
"Walaupun kelak lo tau kalau gue adalah orang yang berantakan? Hidup gue berantakan, bahkan latar belakang keluarga yang hancur dan berantakan? " Tanya Kayla, dengan nada serius.
Mengerutkan kening dengan tatapan lurus ke arah kedua mata Kayla, lalu berjalan mendekat dan memegang kedua bahu gadis itu.
"Siapa yang boleh menilai seseorang dengan predikat berantakan? Hidupnya? Keluarganya? Jalannya? Masa depannya?
Nggak ada yang boleh menilai kehidupan seseorang dengan predikat semacam itu Key.
Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, seperti apapun prosesnya, semua sudah di atur Tuhan.
Memangnya ada takdir Tuhan yang asal-asalan?" Gatra menjeda kalimatnya sejenak untuk menelisik reaksi yang Kayla berikan, lalu menghela nafas .
"Semuanya pasti rapi dan selalu menjadi jalan terbaik untuk kita semua, terlepas dari bagaimana takdir mengarahkan kita pada keadaan seperti apa.
Tapi takdir Tuhan tidak pernah berantakan, itu artinya nggak ada kehidupan yang berantakan Key.
Lo lihat keluarga gue, apa menurut lo gue benar-benar baik-baik aja?