Next chapters,
Happy reading..!!!
***
Pasukan Rajawali telah berkumpul di depan markas komando yang kala itu tengah di hadapkan dalam situasi genting, bahkan beberapa anggota dari pasukan lain di perbantukan dalam misi darurat ini.
Termasuk Pradipta yang kala itu seharusnya sudah menghadap ke pimpinannya untuk menerima surat bebas tugas sementara nya.
Namun na'as, komandan sekaligus sahabat karibnya dalam dunia militer tengah di sandera bersama istri dan satu orang anaknya oleh pasukan GAM yang saat itu masih menguasai beberapa wilayah di tempatnya bertugas."Apa yang sebenarnya terjadi?? " Tanya Pradipta yang saat itu langsung mengambil alih posisi pemimpin batalyon karena merupakan wakil komandan pasukan, karena sang pemimpin tengah dalam penyanderaan.
"Siap, menurut informasi yang baru kami terima.
Kapten Yossi beserta keluarga di sandera saat melintasi jalur lintas timur saat hendak mengantar istrinya yang baru mulai bertugas di Rumah kawasan distrik. " Jawab salah satu anggota.
"Apa motif penyanderaan kali ini? "
"Siap, mereka mengetahui siapa sandera mereka setelah melakukan pengintaian dan menuntut untuk di berikan hak pelebaran wilayah kekuasaan. Mereka juga meminta pasukan kita untuk berhenti melakukan pergerakan"
"Sudah ada anggota yang memindai lokasi penyanderaan? Bagaimana medannya? "
"Medan kali ini cukup sulit untuk di tembus, mengingat markas pusat mereka berada di tengah hutan yang masih perawan"
Pradipta tampak serius membaca denah peta yang di berikan anak buahnya, lalu meletakkan telunjuknya pada salah satu titik.
"Siapkan perlengkapan kalian, kita akan melakukan gerilya malam ini juga.
Pastikan kalian kembali pada titik ini jika situasi tidak memungkinkan untuk bertempur, setidaknya kita harus memastikan pasukan kita imbang untuk meminimalisir adanya anggota yang terluka atau gugur.
Kalian siap? ""SIAP LAKSANAKAN..!!! " sahut seluruh anggota.
Pradipta bergegas untuk mengambil perlengkapan tempurnya, sesaat setelah semua di rasa lengkap dan sesuai prosedur, pria itu hendak melangkah pergi untuk kembali berkumpul dengan rekan-rekannya, namun langkahnya terhenti, pria itu berbalik untuk membuka kembali lokernya.
Di ambilnya sebuah amplop yang selalu dia tulis sebelum dia berangkat bertugas, tulisan yang akan terus dia ganti isinya setiap kali berpindah daerah tugas. Sejenak dia pandangi amplop putih panjang di tangannya, menghela nafas berat lalu memasukkannya ke dalam saku pakaian lorengnya dan bergegas pergi untuk menjalankan misi tugasnya kali ini.
.
.
.
Setelah menyeberangi sungai besar dan menembus gelapnya hutan, pasukan yang Pradipta pimpin telah tiba di sebuah lokasi yang di yakini merupakan markas pasukan bersenjata GAM, tempat dimana para sandera berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELUSIF
Romance"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri. Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...