Sweet old man

93 11 14
                                    


lanjutannya.. 

Jangan lupa tinggalin jejak ya. 

Happy reading. 

***

Dengan masih berseragam sekolah lengkap, Kayla berdiri di tepi danau sambil melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan masih berseragam sekolah lengkap, Kayla berdiri di tepi danau sambil melamun. Raut mukanya sayu dan pucat, juga berhiaskan beberapa luka memar diwajahnya. 

Gadis itu menatap datar ribuan liter air dihadapan nya, entah setan apa yang merasukinya. Kaki gadis itu melangkah gontai menuju air, terus dia langkahkan kakinya semakin dekat dan semakin dalam, hingga menenggelamkan tubuhnya hingga batas dada.

Dari kejauhan seorang pria tua yang tengah menarik gerobak barang bekas memicingkan mata untuk mempertajam penglihatannya yang sudah berkurang daya gunanya. Pria itu tersentak kaget, lantas meninggalkan gerobaknya begitu saja di tepi jalan untuk berlari menuju danau.

Dengan cepat pria tua itu menggapai gadis yang terus mencoba melangkah memasuki kedalaman danau. Meski sempat berontak, pria tua itu akhirnya berhasil membawa Kayla menepi.

Gadis itu kini terisak, dengan bahu bergetar hebat sambil memeluk lututnya sendiri. Sementara pria tua itu tak banyak bertanya dan hanya diam menunggu, sampai gadis itu tenang dan cukup siap untuk di ajak bicara.

Setelah beberapa saat, gadis itupun berhenti menangis dan kembali menatap datar ke arah danau dengan pandangan kosong.

Pria tua itupun duduk di sisi gadis itu, setelah menyampirkan selembar sarung usang yang sebelumnya dia ambil dari gerobaknya. 

Sejenak kedua manusia lintas generasi itu saling diam, menatap berliter-liter air di hadapan mereka. Hingga pria tua di samping Kayla menghela nafas berat dan menoleh menghadap Kayla.

"Berat ya nak? Sampai untuk melanjutkan hidup saja rasanya begitu enggan? " Kata pria tua itu, memecah keheningan. 

Kayla tak bergeming, meski gadis itu kini tak lagi menatap ke arah danau dan hanya menunduk untuk menyembunyikan wajah sendunya. 

"Kakek juga pernah merasa seperti itu, tidak punya lagi tujuan hidup, capek dengan semua takdir baik yang nggak juga berpihak sama kita, terus dipaksa bersabar dengan semua hal buruk yang terjadi. " Lanjut pria tua itu, sementara Kayla kini semakin menunduk dengan butir air matanya yang kembali menetes.

"Tapi nak, kita sudah punya masa nya sendiri di dunia ini. Tidak boleh se enaknya pulang sendiri, dosa nya besar. 

Dan yang lebih menakutkan adalah bayangan siksa neraka yang akan kita hadapi setelahnya.
Coba bayangkan, di dunia kita sudah menderita dan berulang kali bangkit dari masalah yang bertubi, apa kamu mau melanjutkan penderitaan kamu di akhirat juga? "

ELUSIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang