"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri.
Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...
Kayla tidak pernah menyangka, bahwa niatannya untuk menjenguk kakek Gilang malam itu akan menjadi kunjungan duka. Pria tua bernama Rudi itu sudah Kayla anggap seperti kakeknya sendiri sejak tidak sengaja bertemu di sebuah insiden beberapa tahun silam.
Sudah dua bulan terakhir Kayla memang tidak bertemu dengan kakek Rudi, dan sama sekali tidak menduga bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan kakek Rudi.
Lagi-lagi Kayla mengusap kasar air mata yang terus membasahi pipi nya, bahkan setelah papan pusara terpasang kokoh di atas gundukan tanah basah berhiaskan bunga itu, Kayla masih enggan untuk beranjak.
Sekelebat memori seketika hadir, berputar cepat di kepalanya, dan sesuatu yang menyesakkan tiba-tiba menyeruak menekan kuat dadanya.
.
.
.
FLASHBACK <<
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana sendu masih menyelimuti kediaman Salma, setelah prosesi pemakaman selesai terlaksana.
Wanita itu terus menatap datar bingkai besar yang terpajang di ruang tamu rumahnya, memandang nanar sosok gagah yang berdiri sambil tersenyum lembut di sisi potret dirinya.
Tidak ada tangis dan air mata lagi di wajah wanita itu, meski baru beberapa jam yang lalu suami yang sangat dia cintai sudah terkubur dalam perbaringan terakhirnya.
Seorang gadis kecil berusia 10 tahun bersama seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun berjalan mendekat dan mendudukkan diri di sisi wanita itu.
Keduanya menatap sendu wajah datar Salma, lalu merengkuhnya dalam pelukan tubuh lemah mereka, yang pada saat itu juga masih di selimuti duka atas kepergian sosok pemimpin dalam keluarga mereka.
"Mama.. " Panggil gadis kecil itu, dengan suara lirih lalu meraih tangan salma untuk dia genggam.
Tak ada respon, wanita itu tetap diam membisu, hanya ada dua tetes air bening yang tiba-tiba mengalir dari wajah datarnya.
Anak laki-laki itu juga turut menggenggam tangan salma.
"Mama kuat ya, mama masih punya kita.
Mama nggak sendirian, ada Kai sama Key yang akan jagain dan nemenin mama terus" Janji pemuda itu.
Salma masih tak bergeming, matanya terus saja menatap lurus ke arah potret keluarga kecilnya, yang kini tak lengkap lagi.