Prawira fams

141 23 29
                                    

Sssttt...!!!

Kaget ya author nongol lagi??

Surprise..!!

Aku sengaja kasih satu chapters lagi biar part minggu depan nggak terlalu loncat banget. Hehehhee...

Jangan lupa votes dan komen.

Follow juga tentunya.

Happy reading..!!!

***


Empat anggota keluarga jendral yossi sudah duduk di meja makan, kecuali anak pertama mereka yang sejak satu tahun terakhir tengah menjalani pendidikan pasukan elite khusus di Amerika serikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat anggota keluarga jendral yossi sudah duduk di meja makan, kecuali anak pertama mereka yang sejak satu tahun terakhir tengah menjalani pendidikan pasukan elite khusus di Amerika serikat. 

Sementara dua orang bawahan jendral yossi dan seorang supirnya memilih untuk makan malam di meja teras belakang kediaman jendral yossi. 

Gatra duduk di sisi Gema, sementara kedua orang tuanya duduk di seberang bangku yang mereka duduki. 

"Ayah mau makan yang mana dulu? " Tanya Anita yang sudah memegang piring berisi nasi untuk suaminya. 

"Yang mana aja, asal masakan Bunda pasti ayah habisin" Jawab Yossi. 

Wanita itu tersenyum kecil sambil menyendok beberapa jenis lauk kedalam piring.
"Beberapa bulan lagi Guntar pulang ya, aduh sayang banget kamu nggak ikut acara lamaran di rumah Karin Gem"

"Yah, mau gimana lagi bun? 

Mudah-mudahan nanti pas nikahan Gema bisa hadir" Sahut Gema. 

"Namanya prajurit memang harus siap tugas kapanpun dan bagaimanapun keadaannya, tapi nanti Ayah coba bantu bicara sama atasan kamu deh kalau memang mendesak"

"Nggak perlu yah, Gema nggak masalah kalau memang tidak bisa hadir di acara bang Guntar karena tugas. 

Ayah sendiri yang selalu bilang, apapun yang terjadi, prajurit tidak boleh meninggalkan tugas"
Yossi tersenyum bangga sambil mengacungkan satu ibu jarinya untuk mengapresiasi, karena ucapan yossi sebelumnya hanyalah untuk mengetes dedikasi Gema terhadap kesatuan. 

Namun celetukan datar Gatra membuat senyum Yossi berubah menjadi raut wajah kesal dan sewot. 

"Yooiiihh, lo harus berdedikasi tinggi dalam mengabdi pada negara bang !.
Kalo perlu, nanti kalo lo nikah terus dapet surat tugas dadakan, lo langsung cabut.
Iya kan yah? " 

Gema menyikut pelan pinggang Gatra saat melihat raut wajah ayahnya sedikit berubah.
Bukannya berhenti, Gatra justru mencari suaka dari sang ibu yang pasti membelanya. 

"Lah, iya kan bun? 

Kata Bunda, waktu Ayah sama Bunda baru nikah. 

Malemnya ayah harus berangkat tugas ke aceh selama 2 tahun" 

ELUSIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang