emotional outburst

87 14 11
                                    

next chapters.

happy reading..!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perjalanan pulang kali ini terasa sepi, selain karena Kayla yang terlihat masih dilanda kesedihan, Gatra sendiri juga sadar saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bergurau.

Setelah menemani Galih sampai cukup larut, mereka memutuskan untuk pulang dan akan kembali esok hari untuk mengikuti prosesi pemakaman. Jika boleh jujur Kayla begitu enggan meninggalkan Galih sendirian, namun dia juga tau sesuatu akan terjadi pada dirinya sendiri jika nekat tidak pulang, meski dengan alasan dan maksud baik apapun.

"Gue berhenti di jembatan biasanya ya tra, lo langsung pulang aja nggak apa-apa" Pinta Kayla saat mereka sudah cukup dekat dengan komplek tempat tinggal mereka.

Gatra langsung menuruti permintaan Kayla untuk berhenti, namun tidak untuk meninggalkan gadis itu sendirian.

Dengan langkah gontai, Kayla melangkah untuk menaiki tangga menuju jembatan tempatnya biasa menyendiri. Jangan lupakan sorot mata sendu bercampur frustasi dari wajah gadis itu, membuat Gatra sedikit khawatir.

Mencoba memberi jarak dan ruang bagi Kayla, Gatra melangkah pelan beberapa meter di belakang Kayla.

Sesampainya di atas, tepat di tengah-tengah jembatan yang sepi itu Kayla berhenti melangkah. Menatap datar jalanan ramai di bawahnya, jemarinya mulai mencengkram besi pembatas jembatan. 

Detik kemudian Gadis itu berteriak frustasi.

"DIMANA LETAK KEADILAN ITU TUHAN..??

AKU MASIH MENCOBA PERCAYA BAHWA HIDUPKU MASIH SEDIKIT LEBIH BERUNTUNG MESKI SANGAT SAKIT DI JALANI.

LEWAT MEREKA KAU TUNJUKAN BAGAIMANA PENDERITAAN KU BUKANLAH APA-APA, TAPI KENAPA??

KENAPA KAU BIARKAN ANAK SE KECIL ITU MENANGGUNG HAL YANG LEBIH PERIH DARI YANG KU RASAKAN?

KENAPA KAU BUAT HIDUPNYA TERUS MENDERITA?

DIMANA LETAK ADIL MU? Hmmm..??

BAGAIMANA AKU BISA PERCAYA KALAU KEBAHAGIAAN AKAN DATANG SETELAH SEMUA SAKIT INI, SEMENTARA ORANG-ORANG YANG KAU KIRIM UNTUK MEMBUATKU KUAT JUSTRU KAU BUAT TERUS MENDERITA?

KENAPA TUHAN..?? " Teriak Kayla, terdengar penuh kemarahan namun sarat akan frustasi.

Kaki Kayla melemas, membuat tubuhnya luruh terduduk di atas lantai jembatan yang kasar, tangisnya meledak, di sertai isakan yang begitu pilunya.

Merasa sudah cukup untuk memberi waktu bagi Kayla, Gatra pun mendekat. Berjongkok di depan gadis itu, lalu meraih bahu gadis itu untuk membawanya berdiri.

ELUSIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang