"Aku sudah membuktikan kalau aku mampu bertahan sejauh ini, dan tidak terbawa ego untuk pulang sendiri.
Tapi jika Tuhan menahanku agar bertahan lebih lama, hanya untuk menjemputku dengan cara seperti ini. Maka ijinkan aku mengatakan satu hal untuk y...
"yaudah, gue ke ruang dosen dulu, dipanggil pak Arya tadi. duluan ya rin" pamit Gatra, kemudian berlalu pergi.
Sepanjang langkahnya menuju ruang dosen, Pemuda bernama lengkap DAFANDRYAN AGATRA itu tampak menggerutu tidak jelas, sambil sesekali mengangkat lunchbag ditangannya.
"lama-lama orang ngiranya gue sama sherin suami istri beneran kalau begini caranya, astaga.
Gimana ya caranya, biar dia berhenti ngasih gue makanan? dikira gue nggak di urusin kali ya dirumah" gerutu Gatra, kemudian masuk kedalam ruang dosen setelah mengetuk pintu sekilas.
Pemuda itu menyapa hangat para dosen yang ada diruangan itu dan berjalan mendekati meja dosen yang memintanya menghadap.
"pak Arya, maaf tadi katanya bapak nyariin saya"
"ah Gatra, iya. silahkan duduk" perintah dosen itu.
"ada apa ya pak?"
"begini Gatra, ada salah satu teman saya yang sangat menyukai desain simulator yang kamu buat dalam tugas project kemarin. Dan berencana membelinya untuk desain projek perusahaan mereka, apa kamu bersedia?"
"Hahh..? bapak serius? gimana ceritanya temen bapak bisa tau desain simulator yang saya buat pak? perasaan saya tidak menawarkan atau mengiklankan desain itu sama sekali" pekik Gatra, tidak percaya dengan apa yang Pak Arya sampaikan.