Avans step-sister

105 8 12
                                    


Chapters 2 for this weeks. 

Jangan lupa vote dan komennya..! 

Selamat membaca!! 

***


Setelah acara makan malam mereka berakhir dan Gatra yang dengan inisiatif tinggi sudah pergi untuk mengantar Kayla pulang, Yossi dan Anita tampak bicara serius di dalam kamar mereka.

Kedua nya tampak gusar, bahkan entah sudah berapa kali Anita berjalan mondar-mandir di dalam kamar itu.

"Jadi anak pertama pradipta bertugas di daerah rawan perang? apa dia dokter relawan?" Anita tidak meneruskan kalimatnya karena Yossi langsung memotong.,

 "Entahlah bun, tapi Bunda tenang saja. Ayah akan kerahkan semua kemampuan dan kekuatan wewenang Ayah untuk mencari informasi selengkapnya tentang keluarga Pradipta. Kali ini kita tidak akan kehilangan jejak mereka lagi"

"tunggu, kenapa kita tidak menghubungi Gema saja yah? Bunda yakin setidaknya mereka pernah bertemu selama disana."

"tidak Bunda, anak itu sangat peka. Dia akan bertanya dengan detail dan mencari tau apa tujuan kita sebenarnya. Anak-anak tidak perlu tau dulu masalah ini, terutama Gatra, dia akan sangat merasa bersalah jika tau Kayla menderita Haphepobia setelah papanya meninggal karena menyelamatkan keluarga kita. apalagi Pradipta pergi di hadapannya langsung"

Anita tampak mengangguk sambil menggiit ibu jarinya " Ayah benar, lalu apa yang akan Ayah lakukan?"

Yossi tampak berfikir sambil bersedekap dada,dengan wajah menengadah menatap langit-langit kamarnya.

"Apapun, bahkan jika harus mempertaruhkan jabatan Ayah. Ayah akan membayar pengorbanan Pradipta" Ucap Yossi, penuh tekad. 

.

.

.

Sejak memutuskan untuk kembali ke Negara kelahiran ibunya dan meneruskan perusahaan Ayahnya, Avans memilih untuk tinggal sendiri di apartemen daripada harus tinggal di rumah masa kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak memutuskan untuk kembali ke Negara kelahiran ibunya dan meneruskan perusahaan Ayahnya, Avans memilih untuk tinggal sendiri di apartemen daripada harus tinggal di rumah masa kecilnya. Pemuda itu terlihat serius menandatangi beberapa berkas kerja sama yang belum dia selesaikan di kantor.

Biasanya Avans memang menghabiskan lebih banyak waktu di kantor dari pada di apartemen, namun karena beberapa alasan, akhir-akhir ini Avans lebih sering pulang tepat waktu dan berdiam diri di bangku taman, berharap akan bertemu kembali dengan seseorang yang mengaku tinggal di gedung apartemen yang sama dengannya. Tapi sayang, sudah lebih dari 2 minggu dia melakukan hal yang sama, Avans belum juga kembali bertemu dengan orang itu.

Tak lama, Avans mendengar suara bell, segera pemuda itu berjalan mendekati pintu dan mengecek camera monitor yang ada pada pintu untuk melihat siapa yang datang.

ELUSIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang