"Percayalah, Tuhan itu baik sama kita. Buktinya dia selalu ngasih hadiah ke kita"
~~ Alvarez Fahreza A.
.
.
.
.
.
.
.
.
.JANGAN LUPA KOMEN DAN FOLLOW AKUN INI.
HAPPY READING!! ........Malam semakin larut, keadaan di mashion mewah itu masih dengan keadaan yang tak kunjung membaik setelah kabur nya anak majikan mereka.
'Beritahu saya jika besok dia belum kembali, saya akan melaporkan nya pada polisi setempat!!' ucapan dari majikan nya benar-benar menghantui pikiran nya. "Aduh gimana ini teh Eroh, ini udah jam sembilan malam bi?! Tapi den Al belum pulang?!" Eris gelisah lantaran anak majikan nya belum pulang.
Dirinya juga dari tadi selalu di tenangkan oleh IRT yang lain yang lebih tua darinya, dia bi Eroh, yang sudah kerja semenjak awal pertama pasangan Bilqis dan Akam menikah.
"Udah, neng!! neng Eris tenang aja ya?? Kan si Aa lagi nyari sama mang Acep" ucap bi Eroh untuk menenangkan bi Eris yang sudah dirinya anggap sebagai anaknya.
"Tapi, teh?! Neng takut, den Al kenapa napa!!?" adu Eris ada teh Eroh karena dia benar-benar takut akan keselamatan anak majikan dan suaminya serta suami teh Eroh.
Drrttt.... Drrtt... Drrttt....
Getaran benda pipih yang sedari tadi berada di tangan nya itu menghentikan kekhawatiran nya sejenak, dan melihat siapa yang menelpon nya. Di layar ponsel nya tertera nama 'Kang Urip'.
Eris dengan cepat menekan icon berwarna hijau dan mengarahkan ponsel tersebut ke dekat telinganya. "H-halo, kang? G-gimana?? U-udah ketemu kan kang? Den Al nya??" tanya Eris dengan gemetar dan terbata bata. Dia terlalu khawatir dengan anak majikan nya yang sudah dirinya anggap sebagai anak nya sendiri.
"Alhamdulillah neng, akang sama mang Didi udah ketemu sama tuan muda" jawab kang Urip dari balik telepon genggam itu.
Eris tersenyum bahagia sambil menitikkan air matanya, dirinya benar-benar bersyukur anak angkat nya bisa ketemu setelah tiba-tiba kabur dari rumah setelah di periksa dokter Cantika.
"Alhamdulillah, terus gimana kang?? Gimana keadaan den Al?? Dia baik baik aja kan??" tanya Eris dengan benar-benar tak sabar.
"Maafin akang, neng Eris. Sekarang eneng sama teh Eroh ke RS Madikusuma aja, biar eneng tau" Eris semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Karena dari nada bicara nya, kang Urip seperti nya sedang khawatir.
"Maksud, akang? Den Al gak apa apa kan kang??" raut bahagia tadi berubah jadi khawatir lagi ketika mendengar bahwa mereka sedang di Rumah sakit.
"Udah... Neng sama teh Eroh ke sini sama A Didi aja oke? Akang udah bilang juga ke A Didi nya" pinta kang Urip pada istrinya.
Tutt... Tutt.... Tuttt....
Panggilan terputus sepihak yang di putuskan oleh kang Urip. Eris langsung melihat ke arah teh Eroh yang menanti penjelasan darinya sambil menggengam tangan Eris.
"Gimana?? Den Al ketemu kan??" Eris mengangguk pelan menjawab pertanyaan yang teh Eroh tanyakan.
"Terus gimana keadaan den Al nya??" tanya teh Eroh dengan pelan dan tetap berpikir positif, dirinya tak mau menerima pemikiran pemikiran buruk yang dari tadi mengelilingi kepalanya.
Eris menggeleng lemah sambil menunduk. "Eris gak tau teh, tadi kang Urip nyuruh Eris buat ke Rumah sakit Madikusuma" jelas Eris pada teh Eroh.
Teh Eroh tersenyum sambil menguap pelan punggung tangan Eris. "Ya udah neng Eris ke sana aja sama A Didi, biar teteh di sini tungguin kedatangan kalian, oke??" ucap bi Eroh agar Eris pergi ke sana bersama manh Didi.
KAMU SEDANG MEMBACA
one sided love
Teen FictionMenceritakan seorang remaja laki-laki yang merupakan seorang anggota PMR di sekolah nya. Seorang yang pendiam, pemalu, dan tak banyak bicara itu selalu menjadi perhatian para adik kelasnya. Penampilan yang lumayan elok, dengan ciri khas nya yang sel...