"Lebih baik berpisah tanpa berteman atau berpisah dengan pernah menjadi teman?"
~~~Alvarez
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA YA!! Terimakasih:).
.
.
.
.
.HAPPY READING...
Bintang bertaburan menghiasi langit malam yang di terangi sinar rembulan. Seorang pemuda tengah memandang salah satu bintang paling terang yang bersebelahan dengan bulan di sana.
Pemuda itu tersenyum dengan mata sendu nya, bahkan terpaan angin malam semakin membuat dirinya terhanyut dalam khayalan nya.
"Umur gue tinggal beberapa minggu lagi ya??"
"Apa gue harus ngabisin waktu selama beberapa hari kedepan buat bareng sama diam? Seenggaknya dia bisa ngerasain masa masa bareng gue"
"Yaa gue akui, kalo gue emang terlalu gengsi buat nyatain perasaan ini"
"Tapi gue harus buat waktu berharga sama dia selama beberapa minggu kedepan kan?"
"Waktu gue cuma satu bulan dari sekarang"
"Mama?.... Bakal pulang ga ya kalo denger kabar gue mati??" lirih Varez. Entah mengapa, sejak tadi sore setelah dirinya pulang dari cuci darah yang kesekian kalinya, Varez terus memikirkan bagaimana cara menerima takdir dan kenyataan yang begitu pahit ini.
Flashback on..
Sepulang sekolah tadi, Varez ke Rumah sakit karena hari ini adalah jadwal nya Varez mencuci darah karena penyakit yang dirinya derita.
Dengan di temani Rendy, Varez menjalani pengobatan nya, rasa lemas dan nyeri yang menjalar di seluruh tubuh nya membuat Varez tak berdaya di atas brankar setelah proses pencucian darahnya.
Dokter kembali ketika keadaan nya sudah lebih membaik, "Bagaimana? Apa sudah lebih baik??" tanya dokter laki laki itu sembari tersenyum hangat.
Varez hanya mengangguk pelan dan mengikuti dokter untuk mengobrol di meja pribadinya. Helaan napas lelah terdengar begitu jelas ketika dokter bernama Dava itu duduk di kursi kebesaran nya.
"Varez, penyakit mu sudah cukup serius, maafkan saya, tapi umur kamu sudah bisa di hitung beberapa bulan lagi" ucap dokter Dava.
Varez masih diam tak bergeming menunggu perkataan Dokter Dava selanjutnya, "Setelah di lakukan pengetesan dalam lab, penyakit mu sudah cukup serius. Penyakit Leukimia yang sudah cukup parah, di tambah kanker yang bersarang di otak mu cukup ganas".
Penjelasan dari dokter Dava sedikit membuat Varez merasa takut, apalagi ketika dokter Dava mengatakan bahwa usia nya sudah tidak lama lagi.
"Jadi berapa lama lagi, Dok?" tanya Varez dengan hati hati.
"Usia mu sudah di Vonis, hanya sisa 47 hari lagi" -Dokter Dava.
Deg..
Seakan di hujani beribu belati, rasa nya hati Varez begitu sakit ketika mendengar bahwa usianya tersisa beberapa minggu lagi. Padahal, dirinya baru saja akan memberanikan diri untuk menyatakan perasaan nya pada seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
one sided love
Teen FictionMenceritakan seorang remaja laki-laki yang merupakan seorang anggota PMR di sekolah nya. Seorang yang pendiam, pemalu, dan tak banyak bicara itu selalu menjadi perhatian para adik kelasnya. Penampilan yang lumayan elok, dengan ciri khas nya yang sel...