Chapter 24

6 2 0
                                    

"Tidak semua perasaan harus di balaskan, kan?"
~~Alvarez
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA YA!! Terimakasih:)
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING..

Setelah meminum obat nya, Seno terduduk lemah dengan tatapan yang kosong. Sedangkan Sena berusaha untuk tegar dan mencari handphone nya untuk mengabari Zoya.

_______________

Zoya
+62 877...
Online

Zoya?! Kamu bisa pulang dulu ga?
Abng mau bicara sama kamu
10.43pm

> Hah?! Dadakan banget nih bang?!
  Emng mo ngmong ap sih bng!!
  mnding besok aja
10.45pm

Ini penting, jdi hrus sekrng, ok?
abang tunggu di luar!!
10.45pm

_________________

Setelah mengatakan itu pada room chat nya, Sena segera menghampiri Seno yang masih melemah di sofa itu. "Masih bikin lo panik".

Dengan penuh kasih sayang dan kelembutan nya, Sena menusap kening Seno, dan dengan perlahan, Sena menuntun tubuh Seno agar terbaring di sofa tersebut.

"Lo istirahat aja dulu. Nanti kalo dah sampai gue kabarin ya" bisik Sena dengan suara yang begitu pelan dan sedikit gemetar.

Tok....tok....tok...

Beberapa menit menunggu Zoya, akhirnya suara ketukan pintu terdengar, dengan kaki yang lemas, Sena berusaha untuk menggapai kenop pintu utama itu.

Setelah terbuka, terlihat lah sosok adik perempuan nya dengan mata sayu menahan kantuk dan di ikuti oleh Viya. "Ada apa sih bang, mau ngomong apa coba??" Tanya Zoya dengan malas.

Sena menunduk sembari menahan air matanya yang siap untuk jatuh. "Papa, mama sama Rizal kecelakaan dan meninggal dunia" suara Sena terdengar gemetar.

Mendengar pernyataan itu, Zoya terkekeh pelan dengan mata yang memanas mengeluarkan cairan beningnya. Sedangkan di belakang nya, Viya menutup mulut nya dengan kedua tangan nya saking terkejut nya.

Zoya menggeleng ribut masih dengan kekehan dan suara nya yang bergetar "Ga!! Ga mungkin!! Bang boong kan!! Bilang kalo ini cuma bercanda bang!! Hikss... Bang!!!".

"BANG!!! JAWAB!!! INI CUMA BERCANDA KAN!!! HIKSS!!! ABANG!!! HIKS.. HIKSS" Tangis Zoya pecah begitu saja, tubuh nya melemah dan meluruh jatuh berlutut di atas lantai teras yang dingin.

Viya refleks memeluk tubuh Zoya dengan erat, tak munafik, Viya juga ikut sedih mendengar perkataan Sena. "Ambulans nya bakal datang sebentar lagi, bersiaplah" ucap Sena dengan begitu purau nya.

Viya menuntun Zoya untuk duduk di sofa. Baru saja melangkah kan kaki nya sebanyak tiga langkah kecil, suara sirine ambulans terdengar begitu nyaring dan memasuki pekarangan rumah nya yang begitu luas.

Tubuh Zoya kembali meluruh, kaki nya tidak kuat menahan beban tubuh nya sendiri ketika melihat tiga keranda di gotong oleh para anggota medis.

Ada satu mobil yang tak asing terparkir di pekarangan rumh Zoya. Viya yang mengenal mobil itu pun tersenyum lega. Karena sebelumnya nya dirinya sudah mengabari Amel dan Akam juga Farrel. Ketiganya datang dan segera memeluk anak anak malang itu.

Keesokan pagi nya, pemakaman berlangsung dengan lancar dan isakan tangis kesedihan yang terdengar dari seluruh orang yang menghadiri pemakaman tersebut.

one sided loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang