Chapter 33

8 2 0
                                    

"Tutupi semua luka mu dengan senyuman tulus dari bibirmu. Percaya lah hanya orang orang tertentu saja yang akan menyadari nya"
~~One sided love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA YA!! Terimakasih:)

.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING...

"Duhh, kira kira kak Varez hidup ga ya??"

"Ehh... Maksud nya baik baik aja ga ya??"

"Loh, kok Viya jadi takut ya bunda!!"

"Gimana ini??"

"Bukan karena Viya kan dia sakit??"

Di sepanjang perjalanan pulang, mandi, sampai sekarang di kamarnya, sambil memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu, Viya terus memikirkan keadaan Varez.

Pasalnya, saat di taman tadi, Varez tiba-tiba mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya dan tubuh nya melemas dengan bibir yang begitu pucat.

Untung saja, hanya sekitar lima menit Viya panik, akhirnya Zoya dan Daniel datang yang entah dari mana kedua jua tau Viya dan Varez ada di taman ini. Daniel yang membawa mobil dan melarikan Varez ke rumah sakit terpercaya keluarga nya. Sedangkan Zoya, dia mengantar Viya pulang menggunakan motor CBR 250R milik Varez.

Dalam perjalanan, Viya terus mengoceh meminta penjelasan pada sahabat nya itu. Namun bukan jawaban yang Viya dapat, justru kecepatan gas yang Zoya naikkan sehingga membuat nya takut untuk mati muda.

"Untung tadi gua ga mati muda sama Zoya" celetuk nya dengan kekehan. Viya mengingat bagaimana dirinya berteriak karena takut akan kelajuan yang di atas rata rata itu.

Tapi, pikiran nya kembali pada Varez yang dimana kini dirinya tengah menunggu kabar dari Zoya. "Ck!! Kenapa sih dari tadi Viya nungguin kabar, tapi ga muncul muncul" keluh nya.

Karena terlalu memikirkan keadaan Varez yang entah bagaimana, sampai Viya tak sadar jika ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.

"Dek??" Panggil Farrel.

Viya terkejut dan seketika terbangun ke posisi duduk di tepi tempat tidur nya.

"Abang?? Kapan masuk?? Kenapa ga ketuk pintu dulu ish!!" Tanya Viya dengan wajah yang terlihat sedikit canggung.

"Astagfirullah, Naviya!!! Masa kamu ga dengar si?? Dari tadi abang tuh ngetok ngetok pintu tau!! Karena ga ada jawaban sama sekali, yaudah abang masuk aja" omel Farrel dengan wajah jutek nya.

Viya mengingat ingat kembali, apa dia sedaritadi melamun? Bahkan sampai tak mendengar ketukan pintu. Tapi, bukan nya dari tadi Viya terus bergumam??.

Mengabaikan hal itu, Viya memilih untuk tidak berkomentar dan hanya tersenyum kikuk. Melihat respon itu, Farrel hanya menggeleng lalu menghela napasnya.

Farrel mengambil posisi di sebelah kanan Viya dan mengusap lembut surai hitam sepunggung itu.

"Mikirin apa? Sampai ga denger waktu abang ngetuk pintu. Mau cerita?? Ayo... Abang dengerin" Ucapnya dengan lembut.

one sided loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang