Chapter 9

12 3 0
                                    

"Hujan hujan hujan.... Tenang tapi kadang bikin bencana"
~~ Pina

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING....

Matahari pagi ternyata sudah menyapa penghuni di bumi ini. Termasuk pada seorang gadis yang masih menurup matanya, padahal bunyi alarm yang berbunyi bising dari tadi dan sinar matahari yang panas sudah masuk melalui sela sela gorden yang menupi jendela kamar nya.

Tetapi, gadis itu tak kunjung bangun karena mengingat dirinya tak ada jadwal hari ini, selain ini hari libur sekolah nya, diri nya juga tak ada janji dengan siapapun hari ini, jadi dia memilih untuk tidur.

Saat pukul enam pagi dirinya sudah dibangunkan oleh ibu nya yang pamit untuk pergi ke pasar sekalian mengadakan arisan, sedangkan IRT di rumah nya tidak membangunkan nya karena Bilqis melarang nya untuk membangun nya.

Sekarang sudah pukul sembilan pagi, dirinya masih saja di kamar, sudah ada segelas susu dan tiga lembar roti yang dibuat menjadi sandwich.

"Makan dulu aja deh, malas mandi gue ah!!" Keluh gadis itu sambil menatap sandwich nya yang berada di meja nakas. "Oke, Viya, ayo bangun!!! Lo harus makan dulu biar enak, kenyang!!" Ucap gadis bernama Viya ini untuk menyemangati diri nya sendiri yang sedang malas bergerak.

Lalu dirinya bangun dan turun dari tempat tidur nya dengan piyama tidur yang bergambar pokemon, dan keluar menuju balkon kamarnya sembari membawa sandwich dan susu vanilla nya.

"Ah.... Nikmat mana yang engkau dustakan" helaan napas lega dari Viya setelah membuka pintu yang menuju balkon kamarnya. Dirinya langsung disuguhi pemandangan hijau khas taman rumah nya.

•••••••••••••••••••

Kini di kamar nya, Eris dengan suaminya tengah membicarakan tentang kejanggalan di hati hatinya yang terus menghantui pikirannya. "Kang, akang cerita atuh sama Eris, den Al teh kenapa bisa masuk Rumah sakit, terus bisa sampai siga kitu kang??" Tanya Eris beruntun pada suami nya.

"Atuh neng, kalo nanya itu satu satu ya?? Biar akang ga bingung jawabnya" ucap kang Urip sambil terkekeh kecil.

"Ih, akang tinggal jawab aja!!" Rengek Eris sambil memeluk tangan suaminya.

"Iya, iya jadi gini... Akang sama mang Acep kemarin waktu sampai di jalan, ketemu sama kerumunan" jelas kang Urip setengah nya.

"Tapi pas kita lewat teh, mang Acep minta berhenti karena katanya kalo yang ada di kerumunan itu teh, tuan muda"

Flashback on..

Di tengah perjalanan nya mencari Varez, kang Urip dan mang Acep berhenti di sebuah kerumunan orang yang berad di tepi jalan, itu pun karena mang Acep menyuruh nya untuk berhenti karena ada sesuatu yang menjanggal.

Mang Acep turun dan melihat apa yang ada di tengah-tengah kerumunan tersebut. Mang Acep sudah lebih dulu sampai ke pusat kerumunan tersebut, sedangkan kang Urip menunggu di dekat mobil saja.

Dan alangkah terkejutnya mang Acep ketika melihat orang yang dia dan kang Urip cari tengah tergeletak dengan darah yang keluar dari mulut, hidung dan juga kepalanya.

one sided loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang