Chapter 29

11 2 0
                                    

"Bagaimana cara perginya, perpisahan tetaplah hal yang paling menyakitkan. Walaupun orang yang kita benci sekalipun, itu tetap menyakitkan"
~~~Zoya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA YA!! Terimakasih:)

.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING...

"Kau yakin akan membakar rumah sakit yang banyak di isi oleh para lansia dan anak anak ini??" tanya si pendek yang tengah melihat rekan nya bersiap siap untuk melancarkan aksinya.

"Aku sedikit ragu, karena aku pun kasian. Tapi apalah daya ketika seseorang telah merelakan uang nya untuk menyuruh kita bukan??" jelas orang bertubuh jangkung itu.

"Turun dan lakukan dengan cepat. Aku tak ingin masuk penjara untuk kedua kali nya jika kita ketahuan" lanjut nya.

Keduanya turun dari mobil yang sengaja di parkir kan berjarak dengan rumah sakit mewah itu. Dengan berlari, keduanya berpisah berlawanan arah dan menumpahkan bahan bakar di sekitar area bawah rumah sakit.

Langkah si jangkung terhenti, kala melihat seorang gadis kecil yang tersenyum begitu lebar, padahal tubuh gadis kecil itu beberapa alat medis, tetapi gadis kecil itu masih bisa tersenyum.

Keduanya sempat bertemu pandang, bahkan gadis itu memberikan senyuman lebar nya tanpa rasa curiga sedikit pun. Si jangkung sempat tertegun, tetapi entah mengapa matanya memanas dengan cairan bening yang siap untuk meluncur.

'Nona muda Refa, maaf' rasa penyesalan terlihat jelas dari sorot mata orang bertubuh jangkung itu.

Gadis itu turun dari bankar nya dan menghampiri orang jangkung yang berada di luar jendela itu dengan langkah gontai nya dan sebelah tangan yang memegangi kantong infus nya.

Sebelah telapak tangan gadis itu menempel pada kaca jendela, dengan tangan gemetar, orang jangkung itu menempelkan telapak tangan nya dengan gadis itu, walaupun terbatas dengan kaca jendela.

'Maaf' satu kata terlihat jelas dari sorot matanya. Hatinya bergetar bahkan cairan bening nya keluar tanpa seizin sang empu ketika senyuman gadis di depan nya sangat tulus.

"Lakukan aja, Reva ga masalah ko kalau harus mati di sini" tatapan kosong dengan wajah pucat yang dihiasi senyum getir itu benar-benar menambah kesan bahwa gadis itu sudah kehilangan segalanya.

"Bapak jangan ragu!!" ucap nya. Setelah mengatakan itu, terdengar suara dan teriakan semua orang begitu riuh.

Kepanikan semua orang yang sibuk melarikan diri dan banyak juga yang terjebak, apalagi yang berada di lantai atas. Gadis bernama Reva itu sedikit melangkah mundur.

Orang jangkung itu masih diam di tempat memperhatikan setiap gerak gerik gadis itu. Setelah mundur lima langkah, Reva tersenyum lalu tangan nya tanpa ragu melepaskan jarum infus di punggung tangan nya sampai darah segar mengalir dari bekas suntikan itu.

Tak ada yang bisa menghentikan nya, bahkan orang jangkung itu hanya bisa menangis tanpa suara dengan kepala menggeleng lemah.

'Ngga!! Jangan!! Jangan mati dulu!! Bapak pengen bahagia sama anak bapak!!'

one sided loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang