"Kalo bareng berantem terus. Kalo misah malah merasa saling kehilangan. Itulah teman yang selalu ada buat kita"
~~Viya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA YA!! Terimakasih:).
.
.
.
.
.
.
.HAPPY READING...
Keesokan paginya, Varez dan Rendy siap dengan seragam dan almamater sekolahnya, keduanya nya segera turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Di meja makan sudah ada Daniel yang duduk dengan mata lengket nya. "Woyy!! Cepet sarapan nya kalo lama kita tinggal!!" Ancam Varez.
Mendengar ancaman tersebut, Daniel segera berlari ke kamar mandi lalu mencuci wajahnya guna menghilangkan kantuk. "Daniel emang takut sama lo apa nurut sama lo??" Bisik Rendy dengan nada mengejek.
Varez tak merespon apapun, dirinya sibuk memakan nasi goreng buatan bi Eris untuk menu sarapan pagi ini. Daniel keluar dan segera duduk di tempat nya serta menyantap nasi itu dengan lahap.
Setelah sarapan, ketiganya di antarkan ke sekolah oleh mang Didi. Hening, sepanjang perjalanan tak ada yang bersuara, ketiganya sibuk pada pikiran nya masing masing.
Sampai di sekolah, ketiganya turun dan berjalan bersama melewati koridor kelas. "Lo duluan ke kelas aja, gue sama Varez mau ke ruang guru".
Daniel mengangguk lalu pergi menuju ke kelas nya sendirian. "Kak?! Kak Daniel!!" Panggil seorang siswi yang tengah berlari mengejar nya.
Daniel menoleh dan memincingkan matanya "Iya? Ada apa??". Gadis itu tak menanggapinya karena tengah sibuk mengatur napasnya. "Se-seben-sentar kak!! Hah... Hah... Hah.." Setelah menghela napas, gadis itu mengangkat wajahnya dan berhadapan dengan Daniel.
"Liat Zoya ga kak?" Tanya gadis itu, Daniel bingung sekarang "Sebentar?! Bukan nya lo... Naviya bukan?" Gadis itu mengangguk dengan wajah polosnya.
"Maaf, Vi. Gue ga liat" Naviya kembali menghela napas lelah lalu berbalik badan tanpa mengucapkan apapun pada Daniel. "Eitss!! Mau kemana? Lagian Zoya mau ikut Olimpiade kan? Mending lo temenin gue ke kantin!!" Ucap Daniel.
Viya hanya melihat tangan nya yang di tarik oleh tangan besar Daniel 'Ternyata ni orang so asik banget ya??' Ucap Viya dalam batinnya.
Sementara di tempat lain, Rendy, Varez dan Zoya tengah berada di ruang guru untuk bersiap mengikuti Olimpiade. Ketiganya di beri nametag dan mata pelajaran yang mereka ikuti.
Zoya Xavielle N. (Olimpiade Matematika)
Alvarez Fahreza A. (Olimpiade 3 bahasa, Inggris, Jepang, Korea)
Rendy Ahmad S. (Olimpiade IPA)"Apakah kalian sudah siap??" Tanya pak Oesman yang berperan sebagai pembimbing dan pengajar mereka, untuk Olimpiade ini.
"SIAP!!" Ucap ketiganya dengan kompak.
Pak Oesman mengangguk dengan senyum nya "Baiklah, pergi lah ke mobil dahulu. Bapak mau bilang ke kepsek dulu ya".
Rendy, Varez dan Zoya mengangguk lalu keluar dari ruang guru menuju parkiran dimana mobil pak Oesman berada. "Em kalian yang semangat ya? Ga usah ragu sama pilihan kalian, menang atau kalah itu biasa dalam perlombaan".
KAMU SEDANG MEMBACA
one sided love
Teen FictionMenceritakan seorang remaja laki-laki yang merupakan seorang anggota PMR di sekolah nya. Seorang yang pendiam, pemalu, dan tak banyak bicara itu selalu menjadi perhatian para adik kelasnya. Penampilan yang lumayan elok, dengan ciri khas nya yang sel...