The bully (Jeonglix)

1.1K 33 8
                                    

Play: The hills (The weeknd)
.

.

.

"Kau menikmati makanan nya?"

Jeongin menghela napas panjang kala semangkuk sup lobak yang ia dapat dari kantin kini beralih dari atas meja ke atas kepalanya, sup lobak itu tampak mengotori seragamnya. Matanya yang dibalut kacamata bulat tertuju pada siswa lain yang hanya tertawa ataupun memandang nya prihatin.

"Apa maumu?" Tanya nya dengan suara pelan. Tiga pemuda di depannya sontak tertawa keras.

Salah satu dari mereka; Felix menarik rambutnya kuat hingga ia mendongak dan merintih sakit. Dapat ia lihat pemuda dengan surai blonde itu tersenyum miring ke arahnya.

"Aku hanya membantu mu makan" sahut Felix santai, lalu melepas rambut Jeongin sedikit keras dan mengibaskan tangannya ke udara.

"Ah sial tangan ku jadi kotor"

"Teman-teman, bagaimana kalau kita mengajak anak ini bermain sebentar?" sambung Felix pada kedua temannya yang langsung mengerti dan merangkul bahu Jeongin hingga beranjak untuk berdiri sebelum melangkah pergi meninggalkan kantin yang masih ramai oleh siswa lain.

Siapa yang tak kenal pada Felix dan kedua temannya itu? Seungmin dan Jisung. Mereka bertiga dikenal sebagai penguasa sekolah dan tak ada yang berani berurusan dengan ketiganya terlebih mereka adalah siswa kelas akhir.

Pengaruh orang tua, menjadi alasan mengapa ketiga pemuda itu tak pernah dapat masalah walaupun banyak sekali penindasan yang dilakukan baik pada siapapun di sekolah menengah atas tersebut.

Baik jajaran guru maupun kepada sekolah sekalipun memilih untuk bungkam dan hanya memberikan peringatan yang bahkan tak berarti sama sekali.

Tak butuh waktu lama, kini ia telah berada di halaman belakang sekolah yang sangat sepi sebab jarang sekali ada siswa yang mau kesini.

"Baiklah, Jeong kau mau kami mulai dari mana?" Tanya Felix main-main, ia tak perlu bertanya hanya untuk memukul Jeongin.

"Aku mohon berhenti mengganggu ku"

Lantas suara tawa Felix pecah, ia mencengkram dagu Jeongin kuat membuat pemuda yang lebih muda itu meringis.

"Apa katamu?"

Bruk!

Tiba-tiba Felix mendorong tubuhnya kuat hingga ia menabrak dinding di belakangnya, tubuhnya mulai gemetar ia benar-benar takut sekarang.

"Sebenarnya apa salahku pada mu?" Kali ini Jeongin balik bertanya, sungguh ia lelah harus selalu diinjak-injak setiap hari tanpa mampu melawan sama sekali.

"Hmmm..." Felix memasang gestur seolah ia tengah berpikir sebelum matanya menatap Jeongin tajam. "Kalian berdua pergilah, biar aku yang menangani anak ini sendiri"

"Kau yakin?" Jisung memastikan dan ketika Felix mengangguk ke arahnya ia langsung merangkul bahu Seungmin dan meninggalkan mereka berdua di sana.

Felix mendekat ke arah Jeongin, sembari menyunggingkan senyum lebar.

"Temui aku setelah jam pulang sekolah di sini nanti..... Dan kalau kau sampai berani tidak datang, kau akan menerima akibatnya"

"Mengerti?!" ucap Felix sedikit kasar. Setelah itu ia melenggang pergi secepat mungkin karena bel masuk mulai berbunyi nyaring.
.

.

.

Sekitar jam setengah lima sore akhirnya bel kembali berbunyi menandakan sekolah usai hari ini dan para siswa harus pulang sebelum datang di keesokan hari.

Stray Kids OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang