Roman picisan (2min)

692 33 13
                                    

Play: Immortal love song (Mahadewa)
.

.

.

"Gue gabut nih, kalian punya sesuatu yang seru lagi gak?"

Hyunjin melirik temannya yang baru saja berbicara seperti itu. Ia beralih, menatap Changbin sembari menyunggingkan senyum miring.

"Gas lah tawuran." celetuk Changbin yang seketika membuat ia menggeleng pelan.

"Gak mood tawuran gue, lagian anak STM belum ada tanda-tanda bakal nyari ribut," balas Seungmin. Ia menaruh kedua lengannya ke belakang kepala, menjadikannya sebagai bantal selagi ia berbaring nyaman pada lantai kelas. "Gimana kalo kalian berdua nyariin gue pacar?"

Tiba-tiba Hyunjin melempar wajahnya menggunakan buku tulis membuat ia meringis dan terduduk. "Sakit woi!" pekiknya.

"Jisung?"

Seungmin mengangkat bahu, "Dah lewat, yang lain dong."

"Jeongin?" kali ini Changbin yang memberi saran. Namun dirinya kembali menggeleng singkat.

"Dah lewat juga."

"Felix?" cecar Changbin lagi.

"Udah bro, kita mah cuma seminggu pacaran abis itu putus." jelasnya.

"Yang bener lo?" tanya Hyunjin ingin tau yang hanya ia angguki.

Kedua temannya nampak menimbang, membuat gestur berpikir keras hingga rasanya ia ingin tertawa sebab mengingat jika otak keduanya apa masih bekerja?

Yang ia tau Hyunjin dan Changbin itu sama-sama punya akal pendek atau peak begitulah sekiranya.

Matanya memicing tatkala temannya saling mendekat dan berbisik tepat di hadapannya.

"Ada satu orang, kalo lo berhasil naklukin dia bakalan kita kasih hadiah." ujar Changbin pada akhirnya. Sesekali ia akan terkekeh, sengaja membuat Seungmin makin penasaran.

"Yaudah siapa?"

"Minho" sahut Hyunjin tanpa basa-basi.

Awalnya ia mengernyit, merasa asing juga familiar pada nama yang Hyunjin sebutkan.

Ia pernah dengar tapi, ia lupa.

"Minho yang mana?"

"Murid kelas sebelah yang suka juara olimpiade biologi," Hyunjin menunggu ekspresi wajah Seungmin yang perlahan berubah dan ber-oh ria.

"Oh Minho yang itu—apa!?" seru Seungmin tak sengaja menaikkan nada suaranya.

"Kenapa? Lo gak sanggup?" tawa kedua temannya terdengar. Seolah menertawai dan meremehkan dirinya. "Mana nih Kim Seungmin yang katanya si paling penakluk hati—"

"Dih kata siapa? Oke gue terima. Berapa hari?" selanya cepat. Ia bangkit memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Sebulan?" tawar Changbin.

Ia menelan ludahnya, "Sebulan? Gampang itumah. Kalo gue pacaran ama dia kalian harus nyuci motor gue, traktir gue makan, pokoknya semua yang gue suruh kalian gak boleh nolak. Gimana?" dirinya tentu tak mau dibodohi dengan mudah. Jadi, ia juga harus membuat penawaran yang sekiranya menguntungkan baginya.

"Wah semena-mena—" Hyunjin hendak protes namun, Changbin lebih dulu memotong.

"Deal. Tapi, ada satu hal lagi yang harus lo lakuin ...." ia maju, melihat keadaan sekitar yang sepi sebelum melanjutkan. "Ngewe bareng dia."

"Menarik" tambah Hyunjin seraya tertawa kecil.

"Kalian berdua udah gila ya?" sarkasnya dengan nada tak suka.

Stray Kids OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang