Run for your life (Chrisbin)

425 26 13
                                    

Play: Supermassive black hole (Muse)
.

.

.

Chris menatap lurus pada sosok di depannya yang sekarang tengah memandangnya dalam.

"Aku ingin mengundurkan diri."

Akhirnya setelah beberapa menit hanya diisi oleh kesunyian sosok tersebut mulai mengutarakan niatnya.

Mengundurkan diri. Ya, Chris sudah menduga jika salah satu tangan kanannya, dalam kelompok mafia yang ia pimpin akan segera mengajukan hal seperti ini.

"Bisa kau beri alasan yang bagus?" tanyanya terdengar santai.

Ia bahkan berulang kali nampak memainkan gelas berisi tequila yang berada di genggaman tangannya.

"Tidak punya ...?" tukasnya lalu terkekeh pelan. "Changbin. Kau sudah bekerja dengan ku kurang lebih 3 tahun lamanya. Setidaknya aku tau penyebab kau ingin berhenti."

Pria itu menghela napas panjang, "Aku sudah memutuskan ini jauh-jauh hari Chris. Sudah ku putuskan untuk mencari pekerjaan lain—"

"But why? Apa gaji mu kurang?" cecarnya.

Changbin menggeleng pelan, "Tidak. Gaji ku lebih dari cukup. Tapi, aku harus menikahi seseorang minggu depan. Aku mencintainya dan dia ingin aku hidup tenang—"

"Ah begitu rupanya. Kau sedang jatuh cinta? Kenapa tidak bilang?" seringai tipis muncul di wajahnya. Ia pura-pura menganggukkan kepala sebelum melanjutkan, "Baiklah, kau boleh pergi Changbin."

Tentu saja sosok itu menatapnya tak percaya, "Terimakasih Chris." sahutnya semangat lalu bergegas keluar dari ruangannya.

Melihat punggung yang menghilang di balik pintu lekas membuat Chris meraih ponselnya, ia tersenyum miring yang nampak mengerikan namun, juga tampan di waktu bersamaan.

"Sudah temukan orangnya?"

"Tentu Tuan, anda mau kami membunuhnya sekarang?"

Jarinya mengetuk meja kayu itu pelan, ia memperhatikan gelas miliknya lalu berujar. "Jangan orang itu penting bagi Changbin. Cukup tunggu perintah dariku. Juga lakukan apa yang aku katakan semalam segera."

"Baik Tuan."

Sambungan telepon terputus membuat senyum Chris kian mengembang lebar.

"Tidak semudah itu lepas dariku sayang." gumamnya seraya terkekeh geli.
.

.

.

"Hyung sudah mengatakannya?"

Changbin berdeham sebagai jawaban, ia berjalan di trotoar untuk kembali pulang. Malam menemani dirinya dengan ribuan bintang yang berkilauan.

"Bagus. Itu artinya hidupmu akan aman. Oh ya, eomma-nim bilang dia ingin bertemu denganmu. Kapan Hyung kemari?"

Helaan napas panjang ia keluarkan, bibirnya mengulas senyum tipis. "Besok. Katakan pada eomma aku mencintainya."

"Oh untukku?"

Lantas ia tertawa, "Aku juga mencintaimu Fel." balasnya. Ia menengadah ke atas menatap langit yang bertabur bintang.

"Aku juga! Sampai jumpa besok Hyung!"

Usai berkata begitu sambungan telepon keduanya terputus. Membuat Changbin segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Ia mempercepat langkah, merasa tengah di ikuti oleh seseorang. Dirinya coba untuk bersikap seperti biasanya.

Di tiap belokan ia akan berbelok untuk membuktikan jika memang ada yang mengikutinya. Dan dugaannya tak pernah salah.

Stray Kids OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang