Sequel from chapter Lovers to enemies.
..
.
Dua tahun kemudian.
"Dia harus tau kebenarannya—"
"Kebenaran apa?" Jisung menghela napas berat begitu mendengar suara Hyunjin barusan.
Ia menatap tangkai bunga mawar di tangannya, tersenyum getir tatkala mengingat tragedi mengerikan dua tahun yang lalu.
"Kebenaran bahwa kau tidak membunuh orang tuanya, keluarga merekalah yang mengkhianati mu!" Hyunjin menaikkan nada suaranya, merasa jika Jisung terlalu abai akan kesalahpahaman fatal tersebut.
Ia tak terima, sepatutnya Jisung membalas perbuatan yang keluarga Minho lakukan. Sebab begitu tragedi itu menimpa, Jisung kehilangan orang tua tersayang.
"Memangnya dia akan percaya? Lagipula aku tidak mempunyai bukti apa-apa, yang ada Minho akan membunuhku nanti." jawab Jisung, ia menaruh bunga mawar putih itu dalam vas bunga, menyandarkan punggungnya pada kursi dengan lelah.
"Aku yakin masih ada saksi, maksudku seseorang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu."
Hyunjin kembali menimpali, nampaknya temannya itu sangat ingin kebenaran terungkap.
"Hyunjin ...," Ia memejamkan mata sejenak, "Kita lupakan saja oke? Sudah dua tahun aku tak melihatnya."
Ada hembusan napas kasar dari Hyunjin, tiba-tiba pria itu menarik lengannya, meletakkan sebuah pistol di sana.
Tentu hal itu membuat Jisung menatapnya tak percaya.
"Temui dia, bicarakan semua yang terjadi—"
Lantas ia tertawa sarkas, "Minho pasti lebih dulu menembak kepalaku sebelum mengatakan hal itu." ucapnya dengan parau.
Matanya mulai berkaca-kaca, ia menyingkirkan pistol itu dari telapak tangannya.
"Aku masih ingat apa yang dikatakannya waktu itu."
"Jangan pernah kau menampilkan wajahmu di depanku lagi setelah ini Jisung, kumohon."
"Jika sampai aku melihat wajahmu lagi ... maka aku pasti akan membunuhmu Jisung, aku berjanji."
Jisung berdecih, ucapan Minho mendorongnya untuk pindah ke kota lain, memulai kehidupan baru yang jauh dari kehidupan dunia bawah seperti itu.
Ia bahkan membuka toko bunga di sini, benar-benar bertekad untuk melupakan semuanya.
Lalu hari ini Hyunjin datang, mendesaknya untuk memberitahu Minho semua kebenarannya.
"Jisung, kumohon." pinta Hyunjin lagi.
Namun ia menggeleng singkat, "Biarkan semua berjalan seperti ini Hyunjin, biarlah dia menganggap ku sebagai pembunuh. Aku tidak mau merusak kedamaian yang sudah ku bangun sendirian."
Ia bangkit, menaruh rangkaian bunga yang baru saja dibuatnya ke dalam lemari pendingin khusus.
"Ah ya, sepertinya aku akan menutup toko." tukasnya sembari melirik jam dinding yang tergantung.
Lalu, tanpa sepatah kata Hyunjin berdiri di hadapannya. Menepuk pelan pundaknya sebelum melenggang pergi begitu saja.
Jisung sendiri tak mau ambil pusing, ia meraih kunci tokonya, mematikan semua lampu kemudian bergegas masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir di depan.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, membuat langit jingga keemasan menemani dirinya di tengah jalanan yang tidak ramai.
Lagu terputar lembut lewat radio, membuat suasana semakin sempurna untuknya. Ia buka jendela mobilnya lebar-lebar, membiarkan angin menerpa.
![](https://img.wattpad.com/cover/336581743-288-k392837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids Oneshoot
ContoBeberapa oneshoot dari kapal yang ada di skz termasuk kapal-kapal goib. And sorry guys i don't like blowjob so kalian gak bakal nemu adegan itu di book ini. Dan disini cuma oneshoot ya bukan twoshoot ataupun threeshoot jadi satu bab bakalan langsung...