38. Ancaman Jio Part 2

325 56 72
                                    

VOTE & KOMEN

Tandain Typo

Harus rame biar cepet lanjut

Harus rame biar cepet lanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Kenapa Kak?" Alisya membereskan buku-bukunya di ruang OSIS

"Besok gue harus berangkat buat persiapan olimpiadenya" jawab Alan sambil menghela nafas

"Enak tuh ke Yogja, bawain oleh-oleh ya Kak" pinta Alisya sambil tertawa

"Bukan itu masalahnya. Gue 4 hari disana, sedangkan 2 hari lagi pertandingan basket Gerry. Gue gak bisa liat dia tanding" sesalnya. Jika dia tau akhirnya akan begini, Alan tidak ingin ikut olimpiade

Alisya duduk disamping Alan "Pulang bawa piala, Gerry pasti seneng. Kak Alan butuh sertifikatnya buat SNBP Kan?" Tanya Alisya dan Alan langsung mengangguk

"Nanti gue bantu videoin deh dari awal pertandingan sampai selesai" kata Alisya menyemangati Alan

"Thanks Sya" balas Alan

"Em. Gue balik ya, mending lo nontonin Gerry latihan sama anak-anak" Alisya mengambil tasnya kemudian keluar dari ruang OSIS

Alan ikut keluar dari ruang OSIS, dia berjalan kearah lapangan untuk melihat tim basket latihan "Mana Gerry?" Bingungnya

"WOY BANG ALAN!" Teriak Jay pada Alan

Jay dan Nendra berlari menghampiri Alan "Mau main juga? Kurang dua orang nih, Gerry sama Revan gak ikut latihan" Nendra menawarkan

"Gerry kemana?" Tanya Alan pada keduanya

Jay menggaruk keningnya "Katanya ada urusan sama Ibunya" jawab Jay pada Alan

"Bang Alan gak tau?" Tanya Nendra dan Alan menggeleng

"Tapi bisa pas gitu ya sama Revan, dia juga gak masuk karena sakit" tutur Jay sambil berkacak pinggang

****

Safira berada dibelakang Gerry, melihat Gerry yang terus mencari pintu kamar Revan. Safira hanya mengikutinya dari belakang

Safira berdiri didekat pintu, dia mendengarkan setiap kalimat yang Gerry dan Revan lontarkan satu sama lain

"Gue gak pernah nganggep lo lemah atau apapun, gue cuma khawatir. Lo jangan ngerasa gue ngerendahin lo gini dong" Safira mendengar kalimat itu dari Gerry

Hatinya sedikit menghangat, artinya masih ada seseorang yang begitu tulus berteman dengan adiknya

"Gue cuma khawatir... bukan berarti gue ngelarang lo buat ikut tanding. Kemenangan tim bisa gue jamin, tapi kesehatan lo kan bukan kendali gue" Safira menghela nafas mendengar itu

'Bahkan Revan gak izin sama gue soal ikut ekskul itu. Papa terlalu ngebiarin Revan' Batin Safira

"Jangan mikirin kemenangan itu, lo... kesehatan lo nomor satu. Kalau lo sampai sakit, gue bukan marah karena lo gak bisa tanding. Tapi gue bakalan marah karena lo gak bisa jaga diri"

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang