44. Ada Apa?

380 67 125
                                    

VOTE & KOMEN

Kalau Rame lanjutnya cepet

Kalau Rame lanjutnya cepet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Gerry tidak bergerak sama sekali "Bang Alan" gumam Gerry

"Mas Gerry pengen pulang?" Tanya Mang Yanto

Gerry menoleh "Mang Yanto gak perlu tanggung biaya rumah sakit. Gerry bisa bayar sendiri, Mamang pulang aja. Jangan kasih tau siapapun kalau Gerry disini" pinta Gerry dengan jelas

"Lagian Gerry yang salah. Harusnya Gerry liat jalannya" imbuh Gerry agak menyesal karena menyusahkan orang lain

Mang Yanto menggeleng "Mamang juga buru-buru mau berangkat ke pasar. Soalnya pasarnya jauh dari rumah, jadinya malah ngebut" terang Mang Yanto. Mang Yanto memang diharuskan kepasar dini hari agar mendapatkan bahan-bahan yang lebih murah

"Oh iya Mas biaya rumah sakit sudah ditanggung Bu dokter muda yang tadi pagi itu Mas" kata Mang Yanto

"Katanya karena Mas Gerry sering bantuin adiknya Bu Dokter" imbuh Mang Yanto

Gerry tidak menyahut lagi. Dia memilih melihat jendela disebelahnya. Gerry sangat ingin melihat Alan, Gerry ingin Alan disini. Hanya Alan saja

"Uhuk!" Gerry tiba-tiba terbatuk, dia segera menoleh kearah Mang Yanto

"Ehe.. ya diluar soalnya gak boleh ngerokok Mas. Gak papa ya, Mas Gerry kan juga sering ngerokok. Mau juga?" Mang Yanto menawarkan rokok pada Gerry

Gerry lupa, dia memang perokok aktif dulu. Dia sering merokok setelah selesai memakan bakso Mang Yanto

"Enggak" Gerry tidak menghiraukan asap rokok itu lagi dan kembali melihat kearah jendela

Gerry mengerutkan keningnya, dia meremas bagian dadanya yang terasa nyeri. Asap rokok diruangan Gerry semakin banyak seiring dengan beberapa batang rokok yang Mang Yanto habiskan

Gerry menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Berharap asap rokok itu tidak masuk kedalam indra penciumannya

"UHUK! UHUK!" Gerry terbatuk dengan keras

Hal itu membuat Mang Yanto menghentikan aktifitas merokoknya. Dia membuang semua puntung rokoknya keluar ruangan

Safira melewati ruangan Gerry. Dia hanya sekedar melewatinya namun pintu yang terbuka membuat Safira melihat kedalam, sedangkan Mang Yanto sedang sibuk didekat tempat sampah

Safira masuk kedalam ruangan Gerry. Langkahnya berhenti, dia mendongak untuk melihat asap yang masih tersisa "Bapak ngerokok?" Tanya Safira pada Mang Yanto

"Satu aja Bu Dokter" kata Mang Yanto sambil menyengir

Safira menghela nafas "Ke kamar mandi sekarang, cuci tangan dan berkumur. Kalau Bapak punya baju ganti silahkan untuk ganti baju" suruh Safira

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang