32. Nasihat seorang Ayah

530 62 70
                                    

VOTE & KOMEN

VOTE & KOMEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

"Lo mau ngapain?" Alan melihat Gerry memegang kopernya

"Pulang" jawab Gerry dengan cepat

"Gue nyakitin lo?" Tanya Alan, dia ikut memegang koper Gerry

Gerry melihat Alan "Enggak lah. Gue mau pulang karena mau tidur di kamar gue sendiri, gue mau tidur dikasur Garra" ucap Gerry, menjelaskan. Agar Alan tidak salah paham

"Gue nginep juga deh, tar malem gue susul ya. Sekarang masih mau keluar buat rapat" Alan mengusap kepala Gerry

"Hubungin gue kalau lo ngerasa gak enak atau Tante Gisel nyakitin lo" ucap Alan lagi

Gerry menyingkirkan tangan Alan "Gue udah gede bang. Gue pasti hubungin lo kalau ada apa-apa" balas Gerry, dia menyeret kopernya

"Kasih tau Tante Yumna kalau gue pulang" pintanya. Gerry keluar dari kamar Alan

"Apa karena ucapan gue soal Revan tadi pagi?" Pikir Alan

Gerry keluar dari rumah Alan, dia berjalan sambil menyeret kopernya hingga sampai ke rumah

"Tetangga!" Teriakan itu membuat Gerry menoleh

"Lo gak rapat?" Tanya Gerry

Alisya berlari dan mendekati Gerry "1 jam lagi" jawab Alisya

"Apanih? Mau minggat ya?" Alisya mengetuk koper Gerry

"Ini pulang minggat!" Gerry mendorong kening Alisya

"Kerumah gue yuk!" Ajak Alisya

"Kop-" Alisya segera menarik Gerry kearah rumahnya

"Kopernya bawa masuk juga" Alisya membuka pintu dan menarik Gerry masuk

Brak!

Alisya menutup pintu dengan cepat hingga suaranya terdengar nyaring. "Kenapa sih lo? Mau nyulik gue ya?" Bingung Gerry

"Di ruang tengah ada Ayah! Sana sapa dulu! Sana buruan!" Alisya mendorong Gerry, Gerry kembali mendorong kening Alisya kemudian berjalan semakin masuk kerumah Alisya

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang