36. Ancaman Jio

358 57 56
                                    

VOTE & KOMEN

VOTE & KOMEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Gerry melihat tangan Revan dengan kuat memegang baju seragamnya "Lo gak mau ngelepasin tangan lo?" Tanya Gerry

Revan menggeleng, keduanya tetap ada di rooftop. Ada sesuatu yang membuat Revan bingung 'Tumben dada gue gak sakit, padahal lari-larian dari bawah' pikirnya

"Jangan!" Revan menolak saat Gerry ingin melepas tangannya dari ujung seragam Gerry

Gerry menatap wajah Revan "Lo khawatir?" Tanyanya

Revan lekas mengangguk "Lo gak takut? Kalau lo meninggal, lo akan dibakar sampai jadi abu. Terus abu lo akan dipajang" tutur Revan

Gerry mendorong kening Revan "Gue islam, matinya ya dikubur. Lo nonis kan? Ya jelas matinya dikremasi" Gerry menjelaskan perbedaan mereka

"Lo mau mati muda?" Tanya Revan dengan alis hampir menyatu

"Harusnya lo mikirin perasaan temen-temen lo. Kak Alan, Alisya, Nendra, Jay, lo gak tau perasaan mereka kalau lo tiba-tiba bunuh diri" tiba-tiba nada Revan menjadi lebih tegas

"Dan lo?" Tanya Gerry

"Gimana perasaan lo kalau gue bunuh diri?" Gerry bertanya lagi

Revan terdiam, jantungnya kembali berdetak dengan kencang "Jangan ngelakuin itu" mohonnya. Hal itu membuat Gerry tertawa pelan

"GERRY!" teriakan itu berasal dari bawah gedung. Gerry berdiri dan Revan mengekorinya

Gerry melihat Jay melambaikan tangannya, menyuruhnya untuk turun. Semua orang sudah mengenakan seragam basket

"Ayo turun" ajak Gerry, dia memegang tangan Revan.

"Mana tas lo, gue aja yang bawa" Gerry memakai ransel Revan dipunggungnya. Gerry berhenti sebelum menuruni tangga, dia kemudian menoleh kearah Revan dengan raut terkejut

"Lo baik-baik aja? Lo barusan naik tangga sebanyak ini?" Kagetnya setelah sadar

Revan memegang dadanya "Biasa aja" jawabnya

Gerry menghela nafas lega "Kita turun pelan-pelan aja" tuturnya

Revan terus melihat wajah Gerry dari samping "Kenapa ngeliatin gue?" Tanya Gerry sambil terus menuruni tangga

Revan membayangkan bagaimana jika Gerry benar-benar terjun kebawah. Apa sekolah akan heboh karena berita bunuh diri? Apakah Gerry akan selamat?

Gerry ikut melihat Revan karena genggaman remaja itu semakin erat "Liat jalannya, jangan liat gue" tegur Gerry

"Lo mau jadi temen gue?" Tanya Revan tiba-tiba

"Emang sekarang kita gak temenan?" Gerry balik bertanya

'Iya juga, kita temenan sekarang?' Batin Revan

"Capek gak? Kalau capek kita berhenti dulu" Revan menggeleng, dia tetap ingin keluar dari gedung itu

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang