49. Hari Yang Aneh

342 61 131
                                    

VOTE & KOMEN. 100 komen bisa kan?

Tandain Typo

Sorry banget banget, soalnya seminggu ini aku UTS guys dan tugasnya tidak ngotak sekali haha. Jadi maaf ya

 Jadi maaf ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Revan memandangi Gerry dengan penuh kebingungan, apa yang salah? Gerry masih menggenggam tangannya semalam

Gerry berbalik dan mendekati motornya, Revan lekas berdiri dan berlari kearah Gerry. "Kenapa? Kenapa lo nyuruh gue menjauh? Gue punya salah? Gue minta maaf!" Pinta Revan

Revan menarik kunci motor Gerry "Gue nyakitin lo?" Tanya Revan

"Balikin!" Gerry berusaha merampas kunci motornya namun Revan menyembunyikan kunci itu dibalik tubuhnya

"Maafin gue Ger. Gue gak tau apa yang salah! Gue gak tau kenapa lo marah! Gue minta maaf" ucap Revan dengan pasti

Gerry mengepalkan tangannya "Lo bahagia?" Tanya Gerry tiba-tiba

Revan menggeleng, tidak mengerti "Bahagia apa maksud lo?" Tanyanya

"Keluarga lo" ucap Gerry sambil melihat Revan

Revan mengangguk kaku, hal itu membuat Gerry tertawa kecil "Cuma gue yang sengsara disini" ucap Gerry

Revan bisa merasakan kesedihan dari tatapan Gerry, Revan tidak tau apapun. Remaja itu malah bergerak memeluk Gerry lagi

"Gue gak tau... gue gak tau lo kenapa. Gue cuma bisa meluk lo kayak gini" Revan menepuk punggung Gerry dengan pelan

Gerry menahan tangisannya, hal itu membuat dadanya terasa penuh dan panas "Dada gue sakit Van, lo nyakitin gue. Lo nyakitin gue" tuturnya

Revan semakin mengeratkan pelukannya "Maafin gue" ucapnya dengan tulus meskipun dia tidak tau letak kesalahannya dimana

"Kenapa cuma gue yang sengsara? Kenapa Van? Kenapa keluarga gue terus-terusan nyakitin gue?" Tanya Gerry dengan suara hampir habis

"Ger!" kaki Revan sedikit tidak kuat menahan tubuh Gerry

"Dada gue sakit" Gerry meletakkan kepalanya dibahu Revan

Revan mengambil ponselnya disaku celana namun ponsel itu jatuh ketanah karena Gerry tidak sengaja menyenggolnya

"Gerry!" Revan tidak bisa menahannya lagi, dia terduduk dengan Gerry yang masih ada dipelukannya

"Sebentar... sebentar aja sebelum gue benci sama lo" Gerry membalas pelukan Revan

Mendengar kalimat itu dada Revan merasa diremas "Jangan benci sama gue" pintanya

Bahkan untuk menelan ludahnya sendiri rasanya begitu sulit, Gerry ingin terus menangis namun matanya sudah tidak kuat lagi

"Abang..." panggilan Gerry membuat Revan mengambil ponselnya yang ada ditanah, dia segera menghubungi Alan. Revan menyuruh Alan agar cepat datang kelapangan

GERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang