VOTE & KOMEN. 100 komen bisa kan?
Tandain Typo
Sorry banget banget, soalnya seminggu ini aku UTS guys dan tugasnya tidak ngotak sekali haha. Jadi maaf ya
****
Revan memandangi Gerry dengan penuh kebingungan, apa yang salah? Gerry masih menggenggam tangannya semalam
Gerry berbalik dan mendekati motornya, Revan lekas berdiri dan berlari kearah Gerry. "Kenapa? Kenapa lo nyuruh gue menjauh? Gue punya salah? Gue minta maaf!" Pinta Revan
Revan menarik kunci motor Gerry "Gue nyakitin lo?" Tanya Revan
"Balikin!" Gerry berusaha merampas kunci motornya namun Revan menyembunyikan kunci itu dibalik tubuhnya
"Maafin gue Ger. Gue gak tau apa yang salah! Gue gak tau kenapa lo marah! Gue minta maaf" ucap Revan dengan pasti
Gerry mengepalkan tangannya "Lo bahagia?" Tanya Gerry tiba-tiba
Revan menggeleng, tidak mengerti "Bahagia apa maksud lo?" Tanyanya
"Keluarga lo" ucap Gerry sambil melihat Revan
Revan mengangguk kaku, hal itu membuat Gerry tertawa kecil "Cuma gue yang sengsara disini" ucap Gerry
Revan bisa merasakan kesedihan dari tatapan Gerry, Revan tidak tau apapun. Remaja itu malah bergerak memeluk Gerry lagi
"Gue gak tau... gue gak tau lo kenapa. Gue cuma bisa meluk lo kayak gini" Revan menepuk punggung Gerry dengan pelan
Gerry menahan tangisannya, hal itu membuat dadanya terasa penuh dan panas "Dada gue sakit Van, lo nyakitin gue. Lo nyakitin gue" tuturnya
Revan semakin mengeratkan pelukannya "Maafin gue" ucapnya dengan tulus meskipun dia tidak tau letak kesalahannya dimana
"Kenapa cuma gue yang sengsara? Kenapa Van? Kenapa keluarga gue terus-terusan nyakitin gue?" Tanya Gerry dengan suara hampir habis
"Ger!" kaki Revan sedikit tidak kuat menahan tubuh Gerry
"Dada gue sakit" Gerry meletakkan kepalanya dibahu Revan
Revan mengambil ponselnya disaku celana namun ponsel itu jatuh ketanah karena Gerry tidak sengaja menyenggolnya
"Gerry!" Revan tidak bisa menahannya lagi, dia terduduk dengan Gerry yang masih ada dipelukannya
"Sebentar... sebentar aja sebelum gue benci sama lo" Gerry membalas pelukan Revan
Mendengar kalimat itu dada Revan merasa diremas "Jangan benci sama gue" pintanya
Bahkan untuk menelan ludahnya sendiri rasanya begitu sulit, Gerry ingin terus menangis namun matanya sudah tidak kuat lagi
"Abang..." panggilan Gerry membuat Revan mengambil ponselnya yang ada ditanah, dia segera menghubungi Alan. Revan menyuruh Alan agar cepat datang kelapangan
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY
Teen FictionTidak semua orang paham bahwa hal-hal kecil bisa berdampak begitu besar. Namun apakah ditinggalkan itu adalah hal kecil? "Takdir kalian gak akan pernah sama, sekalipun kalian berdua kembar" begitu kata Alan "Meskipun kalian lahir dihari yang sama...