11. Si Anjing Putih

526 102 15
                                    

_____

Waktu berlalu dengan cepat, Kini telah genap seminggu Anastacius tinggal di istana. Claude memindahkan Anastacius di istananya. Membiarkan selirnya itu melakukan apapun yang ia inginkan.

Claude tak peduli, toh selama ia mengawasi Anastacius akhir-akhir ini, ia hanya melihat bahwa pria itu sibuk bermain tanah dan menanam tanaman herbal juga obat-obatan. Ia juga merasa Anastacius itu tak lebih dari pria cerewet yang terus memarahinya dan memintanya istirahat. Mengingat Claude masih merasa mual dan sering muntah. Pria itu takkan makan jika tak di suapi Anastacius.

Pernah Claude mencoba makan kembali dengan tangannya sendiri, tapi ia berakhir muntah. Bahkan pernah ia mengetes meminta Felix menyuapinya, tapi itu berakhir sama, bahkan ia muntah lebih banyak jika Felix menyuapinya. Mungkin Felix tak di takdirkan memegang sendok emas seperti Anastacius. Padahal Felix juga tak kalah manis:(

Felix bahkan cengo sendiri melihatnya.

"Apa maksudmu kau tak mau istirahat dan langsung bekerja hah?! Bukankah kemarin kau seperti orang sekarat karena muntah?!"Anastacius berteriak kesal, ia menggebrak meja kerja Claude yang sibuk dengan pekerjaannya. Matahari telah naik ke atas kepala, dan setelah usai menemui beberapa bangsawan yang datang untuk laporan, Claude tampak kembali bekerja.

Claude sebelumnya sempat meminta Zelda untuk mengajak Anastacius beristirahat di kamar setelah seharian penuh berkutat dengan tanaman obat.

Awalnya ia berjanji ia akan istirahat. Tapi apa ini?! Ia baru saja ketahuan oleh selirnya yang cerewet ini bahwa ia tak istirahat. Lagian bagaimana bisa Anastacius menyelinap dari pengawasan dayangnya dan melangkah ke ruang kerjanya dengan mudah?! Apa Anastacius punya sensor khusus yang membuatnya bisa tau dimana orang sakit berada?!

"Aku seorang kaisar, pekerjaan ku tidak segampang pekerjaan mu. Lagian aku merasa lebih baik" ucap Claude, ia merasa lebih baik hari ini, meski tadi ia masih sempat memuntahkan sarapannya lagi. Mungkin karena bukan Anastacius yang menyajikan itu atau menyuapinya.

Rasanya aneh, tiap kali Claude makan dengan tangannya sendiri, ia pasti akan muntah. Entah mengapa ia lebih memilih di suapi Anastacius jika ia boleh meminta. Sayangnya kaisar ini terlalu gengsi untuk meminta perhatian separah itu. Cukup kelakuan konyolnya kemarin yang terus menempel pada selirnya itu, jangan lagi, imej Claude sudah jungkir balik kali ini_-"

(Claude di book Sapphire Blue bilek: cih, gitu doang? Kurang tantrumnya)

'ah benar, jika aku tak memintanya secara langsung, mari biarkan diriku sekarat, Anastacius pasti panik dan akan menyuapi ku lagi' batin Claude dengan ekspresi datar, ah bocah Tsundere ini. Siapapun tolong hentikan ia mengambil keputusan bodoh hanya karena gengsi!! Karena tanpa perlu menunggu sekarat pun, kakak mu itu akan langsung menyumpal mulutmu dengan makanan.

Anastacius mengepalkan tangannya dengan erat, menggeram dengan mata memicing kesal ke arahnya "kau tak mendengar ku?! Claude!! Jiwa dokter ku merasa gatal dan sangat ingin menyeretmu untuk istirahat. Minum teh lippe mu atau teh chamomile hangat!!" Erang Anastacius kesal sendiri.

Dokter itu berkacak pinggang dengan wajah kesal "kau sudah makan?" Tanya Anastacius yang di balas gelengan oleh Claude. Kaisar itu kembali fokus dengan pekerjaannya, mengabaikan Anastacius yang menggeleng pasrah. "tunggu sebentar, aku ambilkan sarapan untukmu. Dan jangan berpikir untuk memuntahkannya lagi"

"Aku takkan memuntahkan apa yang kau siapkan" Anastacius terhenti sejenak dari gerakannya yang melangkah pergi dari sana, matanya memicing ke arah Claude yang berkeringat dingin meski ekspresinya tak berubah. 'entah kenapa aku berpikir dia sengaja' batin Anastacius memicingkan matanya dan membuat gerakan dengan kedua jarinya seolah mengancam Claude bahwa ia mengawasinya.

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang