"lakukan apapun yang kalian bisa untuk memulihkannya atau kalian akan menerima akibatnya" dirasuki murka dan kekhawatiran berat, Claude yang memanggil semua tabib dan penyihir terbaik di istana belum bisa menenangkan sedikitpun pikirannya.
Ia melihat sendiri para tabib itu bergerak dengan panik berusaha mengobati Anastacius yang merintih kesakitan di atas kasur, sprei putih itu juga sudah berlumuran darah segar yang membuat Claude hampir dibuat jantungan tiap kali melihatnya.
Tabib berusaha mati-matian melakukan yang terbaik untuk mengobati Anastacius, takut nyawa mereka bisa melayang detik kapan saja jika terjadi sesuatu pada sang selir istimewa.
Para penyihir juga melakukan hal yang sama, mereka berusaha membuat tubuh Anastacius stabil dan menghentikan pendarahan misterius ini menggunakan sihir mereka
"Claude aku.."lirih Anastacius dengan tubuh gemetar, mendengar suaranya yang parau dan lemas, tangan Claude reflek menggenggam tangannya dengan erat, mengecup punggung tangan Anastacius dengan lembut dan berusaha menenangkannya "tidak apa-apa, mereka yang membuatmu jatuh sakit akan di hukum seberat mungkin, percayalah padaku. Kau akan membaik, seperti semula tanpa kekurangan apapun"
Tubuh kaisar itu gemetar, nafasnya memberat tak mampu membayangkan jika Anastacius juga pergi meninggalkan dirinya. Tangan Anastacius dengan lemah balik menggenggam tangannya, berusaha menenangkan kaisar itu yang jauh lebih panik dari dirinya.
Secuil kekehan kecil keluar dari bibir Anastacius yang pucat "hehe, Claude cengeng.."
"Karenamu bodoh" lirih Claude dengan tubuh gemetar, ia mengeratkan genggaman tangannya pada Anastacius yang melemas. 'tensi ku turun setelah pendarahan, kenapa aku merasa seperti wanita yang keguguran..' batin Anastacius, badannya menggigil seperti orang kedinginan, ia tak punya waktu untuk memikirkan hal lain sekarang. Hanya tangan hangat Claude yang setia menggenggam tangannya yang mempertahankan kesadarannya.
Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan rasa sakit, tapi kali ini...ini sesuatu yang berbeda dan membuatnya hampir menyerah. 'jika aku mati disini, siapa yang akan melindungi Claude?' batin orang sialan yang tak memikirkan dirinya sendiri di kondisi kritis ini.
2 jam berlalu penuh ketegangan, akhirnya pendarahan itu telah terhenti dan tubuh Anastacius mulai stabil. Beberapa penyihir terbaik masih menyalurkan sihir mereka, mendongkrak kondisi Anastacius yang meski masih lemah, sudah mampu merasa tenang karena tak ada nyawa yang terancam.
Seorang tabib dengan perasaan lega berkata "tubuh tuan Inglid sudah membaik yang mulia, keduanya baik-baik saja. Tarikan pita itu terlalu kencang dan berbahaya bagi keduanya, tapi untunglah tuhan tak mengambil salah satu diantaranya"
"Itu benar, mereka berdua sudah tak terancam oleh kondisi kritis sebelumnya"sahut salah satu penyihir disana
Tapi berdua? Disini hanya Anastacius yang terluka. Claude mengernyit kebingungan, ia menatap orang-orang yang ia panggil itu sembari mengusap rambut Anastacius yang tengah beristirahat. Pria itu tampak mengerjapkan matanya yang terasa berat, rasanya mengantuk dan ia ingin tidur secepatnya.
"Berdua?" Tanya Claude sedikit ragu
Para tabib dan penyihir saling tatap satu sama lain sebelum akhirnya tersenyum maklum dan salah satu dari mereka mewakili tuk berkata "bayi di perut tuan Inglid. Ini memang terdengar aneh, tapi saat ini ada bayi tumbuh di sana. Kehamilan ini cukup kuat karena sihir di tubuh tuan Inglid akan melindungi bayinya, tapi ini juga cukup rawan karena pendarahan sebelumnya"
"?!"
"HAH?! ULANG COBA ULANG! KAGAK BUDEG AKU KAN?!"teriak Anastacius tak jadi mengantuk, ia langsung bangkit duduk dengan mata melotot tak percaya. Hamil?! HAMIL?! DIA?! INI LEBIH BURUK DARI KABAR IA MENJADI SELIR!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret Message - WMMAP AU
Fanfiction"Kali ini aku yang melindungimu" Anastacius De Alger Obelia, raja terburuk dalam sejarah kekaisaran Obelia. tak banyak yang tau bahwa ia hanya di rasuki dan menjadi korban leluhur egois mereka yang ambis akan balas dendam. Ia dilahirkan kembali di d...