5. Kabur dari tuntutan

565 117 11
                                    

"uhh...bisakah kau melepaskan pinggang ku?"

"Dan membuat mu terjatuh? Itu ide yang bagus" Claude mengangguk dan melepaskan pelukannya, berhasil membuat Anastacius terjatuh ke atas lantai dengan keras.

BRUK!

"Akh-" rintih pria itu mengusap bokongnya yang terasa sakit. Ia menatap kesal pada Claude, tapi ia tau ia tak bisa terlalu berulah disini. Nanti saja ia menjewer adiknya yang nakal itu.

Claude menatap datar ke arah Anastacius, tatapannya begitu dingin dan menusuk. Mencoba mencari tau reaksi apa yang akan di berikan oleh Anastacius. Felix sendiri bergerak, ia menodongkan pedang miliknya ke leher Anastacius yang terdiam. Semudah ini orang-orang kolot ini berubah dalam memperlakukan dirinya?dasar muka dua.

"Turunkan itu hei, aku tak melakukan apapun"

"Aku akan menurunkan ini jika kau bukan kaisar sebelumnya?"

"Ha?! Apa yang kau bicarakan sih?! Aku? Kaisar sebelumnya? Kau sudah mabuk!" Ucap Anastacius, ia menoleh kearah Felix dengan ekspresi kesal, netra safirnya menunjukkan gradasi keemasan dengan lambang matahari yang sekilas muncul di bagian tengahnya. Jelas itu bukan permata safir Obelia!

Felix dengan ragu menurunkan pedangnya setelah mendapat tatapan kode dari Claude yang kini berdiri di depan Anastacius yang terduduk di depan kakinya. 'bocah durhaka, lihat saja kau akan mendapat azab keselek durian beserta kulitnya' batin Anastacius dengan perempatan merah di dahinya. Ingin berkoar menjambak Claude, tapi ia bukan Claudius dari book sebelah yang berani menjambak sang kaisar karena alasan kebiasaan.

Anastacius bangkit perlahan dan membungkuk sekilas untuk memberi salam "maaf atas sikapku sebelumnya, izinkan aku memperkenalkan diri secara penuh" ucap Anastacius, ia menaruh telapak tangannya di dada kiri lalu berkata "aku Anastacius De Inglid, dokter dari benua lain yang baru saja mendarat di kekaisaran ini setelah menaiki kapal di pelabuhan Arlanta" ucap Anastacius, memanfaatkan semua pengetahuan letak wilayah yang ia ingat.

"Bahkan namamu sama, kau sungguh tak berbohong hah?!"ucap Felix kembali menodongkan bilah pedangnya.

"Logikamu cacat atau bagaimana hah?! Jika aku memang kaisar sebelumnya, tak perlu aku repot repot membantu pasukan mu dan seharusnya aku mengganti namaku!" Kesal Anastacius, ia sudah lupa tata Krama nya, dan sekarang ia menoleh menatap Felix dengan kesal "dengar ya, aku ini dokter! Dokter! Bukan kaisar ini itu tetek bengek dan segalanya, ingin ku umumkan di depan toa masjid hah?! AKU BUKAN KAISAR SEBELUMNYA!"

"Berteriak seperti itu dan melupakan tata Krama" ucap Claude mendengus pasrah. Awalnya ia ingin menakuti Anastacius dengan tatapan tajamnya, tapi pria itu justru nyolot ke tangan kanannya. Yah, salah Felix juga sih.

"Apa kau disini tau aku siapa?"

"Claude De Alger Obelia, tentu saja. Hanya kau yang punya mata itu di sini" ucap Anastacius dengan tenang. Sebenarnya kepalanya masih sakit, tapi ia tetap memaksa berdiri. Perutnya juga keroncongan, tapi ia pendam seorang diri.

"Dan kau masih bicara dengan cara seperti itu?" Ucap Claude, ia mendatarkan ekspresinya dan memicing ke arah Anastacius. Sebenarnya ia tak peduli, ia justru tertarik dengan cara bicara Anastacius yang seperti itu. Tak punya rasa takut dan blak blakan.

"Aku minta maaf jika aku tak sopan, tapi sungguh, jika kau terus menuduhku begitu, aku pasti akan berakhir di tiang eksekusi. Aku benar-benar bukan kaisar sebelumnya" ucap Anastacius pasrah. Ia tak berbohong, juga berbohong di saat bersamaan. Raganya telah berbeda, tapi jiwanya tetap jiwa yang lama.

"Aku tau itu"

"Eh?"

"Jika kau memang bajingan itu, maka setidaknya matamu sama denganku" ucap Claude datar tanpa merubah ekspresinya. Itu benar benar membuat Anastacius ingin menghantam wajahnya dengan panci presto milik ibunya. Kenapa adiknya begini sih?!

'ah, itu salahku' batin Anastacius meringis sendiri, alasan Claude begini kan juga karena dia. Meski kebanyakan tetap karena ia di rasuki! Itu tetap dia!

Hening menyapa, tak ada seorangpun yang bicara, Claude yang memperhatikan Anastacius, Anastacius yang mendumal dalam batinnya dan Felix yang terpana-, Tunggu apa?!

'ah, tuan Inglid lebih pendek dari yang mulia. Jelas sekali makhluk mungil ini bukan kaisar sebelumnya. Dia seperti anak kelinci ketimbang kaisar sebelumnya'JADI INI YANG MEMBUAT FELIX TERPANA?! JIKA ANAS MENDENGAR INI, FELIX PASTI SUDAH DI MUTILASI SEJAK TADI!

"Felix"

"Ya, yang mulia?"

"Bukankah kita harus berbincang dengan tamu kita ini?"

"Huh?" Beo Anastacius, belum sempat ia mengatakan apapun, Claude sudah menarik kerah baju bagian belakangnya seperti anak kucing dan menyeretnya keluar dari barak pasien yang menatapnya iba seolah tau ia akan kena masalah.

"H-hei tunggu! Kau tak bisa menyeretku begini! Aku sedang terkena vertigo!" Erang Anastacius berusaha menjaga keseimbangan. Kepalanya pusing dan berputar, tapi ia masih mempertahankan kesadarannya. Memanfaatkan tarikan tangan Claude untuk tetap terus bergerak.

Anastacius hanya bisa pasrah saat Claude membawanya ke ruangan lain di pos itu yang tampak lebih besar dan luas. Kaisar itu dengan santai membuat ia terduduk di sebuah sofa lalu mendudukkan diri di depan Anastacius yang meringis memegangi keningnya. 'bocah biadab ini' batin Anastacius kesal.

"Anastacius hum? Apa kau tau arti namamu itu?"

Anastacius meringis sembari memegangi keningnya yang sakit, "huh? Abadi" jawab pria itu sembari menatap Claude. Vertigo yang ia alami sedikit reda, meski masih membuat penglihatannya berputar-putar.

Claude mendengus tipis, kaisar itu menopang dagunya dengan ekspresi dingin tanpa emosi "benar, kau beruntung kau seorang pengembara yang jelas berasal dari negeri lain"

"Jika kau merupakan warga negara ini, kau pasti sudah di hukum pancung karena memiliki nama semacam itu"

"Itu bukan urusan ku, nama hanyalah nama. Itu tak berarti untukku" jawab Anastacius. Ia paham, sangat paham dengan perasaan Claude. Tapi sekarang bukan waktunya ia untuk peduli! Kepalanya sedang sakit!!

Claude menyeringai tipis "begitu? Bagaimana jika aku membunuhmu disini?"

"Yasudah bunuh saja."

"?!" Claude terbelalak, ia hampir tersedak mendengar ucapan gamblang dari mulut Anastacius yang blak blakan. Apa ia sudah gila? Itu sama saja menantang kaisar.

Claude terkekeh pelan, sungguh menarik pikirnya. Baru kali ini ia bertemu makhluk tanpa rasa takut dan paling tak tau diri seperti Anastacius. Sekarang ia berpikir apa yang harus ia lakukan untuk menjerat dokter ini dan mengurungnya agar tetap berada disisinya. "Cukup frontal, tapi aku penasaran apa yang membuat mu memilih menjadi pengelana disaat kau punya bakat sebagai dokter"

Anastacius memicingkan matanya, pria itu menyeringai mengabaikan sakit kepalanya. Dengan bangga ia menepuk dada bidangnya sendiri lalu berkata
.
.
.
.
"Aku tak mau jadi pewaris dalam keluargaku, jadi aku kabur dan berakhir disini"

'ah, lebih tolol dari yang ku perkirakan'batin Felix tersenyum kaku di pojok ruangan

TBC
Anas plis mulutnya kasih filter dikit napa sih?!😭

Itu kasian yang denger tertekan, bingung harus reaksinya gimana lagi😭

Jangan lupa vote nya minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang