29. Malam yang di tunggu

270 47 9
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, kini jadwal dimana hari penyambutan Anastacius yang secara resmi diakui sebagai selir istana akhirnya diadakan. Sudah sejak pagi ini para pelayan berkeliaran kesana kemari, membawa makanan, menata aula dan memastikan semua berjalan lancar.

Banyak hal yang harus di siapkan, mulai dari jamuan hingga aula istana yang kembali akan dibuka. Mereka berjalan cepat dengan wajah keteteran karena kewalahan. Bukan, bukan berarti pelayan istana kekurangan pekerja. Tapi siapa yang tak mendengar rumor soal Anastacius? Selir kesayangan raja mereka saat ini, selir yang dirumorkan duduk di pangkuan Claude sembari menangis hanya karena ucapan sindiran dari Roger yang melukai hati mungilnya ini (yak, ini salah Roger duluan sih jika kalian ingat insiden sebelumnya _-).

Semua orang pun juga tau rumor bahwa Claude sangat menghargai Anastacius, bahkan rela melakukan apapun yang Anastacius inginkan. Selir yang seperti ini, TAK MUNGKIN PESTA PENYAMBUTANNYA JADI BIASA SAJA KAN?! TIDAK BISA! HARI INI SEMANGAT PARA PELAYAN TERUS MEMBARA HANYA UNTUK MENYIAPKAN PESTA TERBAIK YANG PERNAH ADA

"GORDENNYA MASIH BERDEBU! CEPAT CUCI- AH TIDAK! GANTI YANG BARU!"

"UWAAA!! DIMANA AKU HARUS MENATA BUNGA BUNGA PEONY INI?!"

"KELUARGA SELIR DATANG DENGAN LAMBANG PEONY KAN?! PASTIKAN ITU MENDOMINASI AULA ISTANA!"

"Kesehatan selir sangat rapuh, pastikan makanan yang tersaji aman tanpa melukai tubuhnya yang lemah!"

"AKU HARUS MENARUH INI DIMANA?!"

"AAAHH!! PASTIKAN KACA-KACA JENDELA ITU BERSIH! SEDIKIT DEBU BISA MEMBUAT SELIR YANG MULIA SAKIT!"

Dan yah, sepertinya rumor kesehatan tubuh Anastacius yang lemah membuat para pelayan menyiapkan semuanya dengan seksama.

Penelope berjalan melewati lorong istana yang penuh para pekerja tengah menyiapkan segalanya, ia mengenakan gaun merah berenda hitam yang sesuai dengan pesona keji miliknya. Beberapa pelayan lain melihatnya, itu jelas, karena gadis itu berjalan di tengah Lily yang mengenakan gaun biru dan Zelda yang mengenakan gaun kuning cerah. Ketiga dayang itu sangat mencuri perhatian semua orang karena hanya mereka bertiga yang selalu ada di sisi Anastacius akhir-akhir ini.

Lily bukanlah hal yang mengejutkan karena gadis itu memang bangsawan, jadi pusat perhatian para pekerja teralih langsung pada Penelope dan Zelda. Apalagi Penelope yang terlihat memiliki etiket tinggi para lady bangsawan.

"Mereka memperhatikan kita.." ucap Zelda dengan gugup. Pipinya bersemu merah karena khawatir membuat kesalahan. Penelope hanya melirik dan mendengus pelan "itu wajar, karena kita adalah dayang Anastacius yang paling dekat dengannya. Kita harus menyesuaikan sikap dan penampilan kita" ujarnya sembari membuka kipas miliknya yang berwarna merah.

Lily tersenyum kaku, "aku tak tau ternyata tuan Inglid punya dayang sebelumnya di kediaman beliau. Tuan Inglid juga sudah memberitau kami tentang dirimu nona Rosland"

Penelope melirik Lily dan mengangguk pelan "kau sudah tau namaku. Lebih baik kau memanggilku Penelope daripada Rosland" ucap gadis itu. Ia sudah menebak bahwa Anastacius akan mengarang cerita akan keberadaannya sebagai dayang lama Anastacius. Dengan begitu tak mungkin ada yang mencurigai dirinya disana.

Ketiga dayang khusus itu sampai di depan kamar Claude, setelah meminta izin untuk masuk, mereka pun membuka pintu dan melihat Anastacius yang baru saja bangun dari tidurnya terlihat tengah menikmati sarapan ringan dengan Claude yang menyuapinya.

'.....Bucin tolol. Apa ia sungguh kaisar Obelia saat ini? Dan apa apaan Anastacius itu?! Apa dia benar-benar ayah dari putriku?!' batin Penelope dengan wajah datarnya. Gadis itu menutupi mulutnya dengan kipas yang ia buka.

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang