"Tuan muda! Kakak anda di racuni oleh salah satu bangsawan!"
"?!" Claudera menoleh dengan wajah pucat, mata merah bagai permata miliknya terbelalak tak percaya. Ia menatap pelayan keluarga Inglid yang berlari ke arahnya dengan wajah panik melaporkan kondisi Anastacius padanya.
Claudera mengepalkan tangannya dengan erat, menggigit bibir bawahnya hingga darah menetes dari sudutnya.
Apa-apaan ini?! Dia sengaja datang telat karena tak ingin melihat Claude berdansa dan memegangi pinggang kakaknya dengan mesra di depan semua orang! Tapi kenapa disaat ia lengah sedikit saja kakaknya sudah mendapat ancaman lagi seperti ini?!
"Ugh, sialan!" Geram Claudera, anak itu berlari dengan cepat. Nafasnya memburu dengan cepat, jantungnya berdegup begitu kencang seolah akan meledak saat itu juga.
Claudera berlari melewati lorong istana yang panjang, melihat pintu aula sudah dekat, anak itu pun langsung mendobraknya dengan kasar "KAKAK!! APA YANG TERJADI?!" Teriak anak itu dengan nafas terengah engah. Ia tak peduli jika semua orang kini terpaku padanya dengan wajah terkejut. Ia lebih sibuk mencari keberadaan Anastacius.
"?!" Nafas anak itu tercekat, maniknya menciut dengan keringat dingin bercucuran saat melihat Anastacius terkulai lemah dengan darah yang mengotori mulut, dagu hingga pakaiannya. "KAKAK!"teriak Claudera berlari dengan mata berkaca-kaca, ia turun dengan cepat dari tangga, beberapa kali hampir tersungkur jatuh karena langkahnya yang terlalu cepat.
"KAKAKK!!"
BRUK!
"Nghhh..." Air mata Claudera mengalir, anak itu tersungkur tepat di depan Claude yang memeluk Anastacius dengan wajah pias. "Kakak hiks...kakak..." Isak anak itu meraih tangan Anastacius dan menggenggam tangan itu dengan erat. Ia menyentuh punggung tangan sang kakak dan menempelkannya pada dahinya.
Semua orang terpaku, terbelalak melihat wajah Claudera yang begitu mirip Claude saat masih anak-anak. Bisik bisik mulai terdengar, tapi tak ada yang berani bersuara lebih keras. "Anak itu adiknya?"
"Adiknya bahkan mirip dengan yang mulia, lihat matanya itu...aku baru kali ini melihat mata berwarna merah seperti batuan garnet mahal"
"Kakak...siapa yang melakukan ini padamu? Kenapa mereka melakukan ini padamu?" Claudera gemetar, binar di matanya mulai menghilang saat melihat darah yang mengotori pakaian kakaknya masih sangat basah dan terlihat segar. Anak itu memegangi tangan Anastacius sembari menunduk dengan ekspresi hampa. "Kakak..."lirihnya
Hawa dingin mulai menguar ke seluruh ruangan, jendela jendela kaca gemetar dan seluruh ruangan mulai terguncang oleh getaran yang merambat kemana-mana.
PYAAARR!!
"AAAKHH!" Teriakan kaget dan panik para tamu terdengar saat kaca kaca jendela mulai pecah di saat bersamaan.
Lily dan Penelope gemetar, mereka reflek memeluk Jennete dan Athanasia yang menangis dan berusaha meraih Anastacius yang terkulai lemah.
Claude tercekat, ia menatap Claudera yang mulai di kelilingi aura gelap. Anak itu mendongak menatapnya dengan tatapan tajam "kau bilang akan melindungi kakakku apapun yang terjadi! Sudah berapa kali dia hampir mati yang mulia?! Aku akan membawa kakakku pulang ke rumah ayah kami!"
Claude terbelalak dan memeluk Anastacius lebih erat "berani sekali kau mengancamku dengan cara seperti itu. Anastacius akan tetap ada disini. Aku akan melindungi dia dengan caraku!"
"CARA APA?! SUDAH BERAPA KALI DIA TERLUKA?!"teriak Claudera yang terlihat begitu berang.
'ugh, kenapa mereka malah bertengkar di saat seperti ini?' batin Lily dengan wajah pias. Dia sudah mengira Claude akan marah, amarah kaisar itu sangat mengerikan. Tapi Claudera? Siapa sangka amarahnya mampu menggetarkan seisi istana?!
Claude Mengeratkan pelukannya pada Anastacius. Jika kau berpikir kaisar itu akan begitu saja melepaskan selirnya yang berharga, maka itu salah besar. Dengan tatapan tajam ia menatap Claudera yang terus menatapnya penuh permusuhan.
"Aku akan membawa kakakku pulang!"
"Tidak bisa! Ini adalah rumahnya sekarang! Kau pikir kau bisa memisahkan ku darinya?!" Claude terlihat berang, tak ada seorangpun dari mereka yang berani melerai. Di satu sisi ada kaisar yang terkenal tirani setelah membunuh saudaranya sendiri sementara di sisi lain ada bocah keras kepala yang berani menyulut emosi kaisar itu sendiri.
"Atas hak apa anda mengatakan itu! Anda bahkan tak menikahi kakak saya secara sah! Hanya menjadikan dia pajangan dan selir yang bisa kehilangan kasih sayang anda saat anda bosan!" Claude terbelalak, rahangnya mengeras dan ia mengeratkan pelukannya pada Anastacius yang terkulai lemas.
"Berani sekali kau, kau beruntung karena kau adalah adik darinya kau masih ku ampuni. Kau mungkin akan ku eksekusi jika kau bukan adik dari Anastacius" geram Claude
Claudera tampak tak gentar sedikitpun. Anak itu sudah terlalu lama tinggal dan diasuh di bawah naungan Anastacius. Gertakan milik Claude tak ada apa-apanya di banding suara bom yang meledak dalam radius yang cukup dekat dengan dirinya.
Anastacius sebenarnya tak sepenuhnya tidur, ia mendengar semua kekacauan ini dan tau ia tak bisa membiarkan keduanya bertengkar. Itu sama saja seperti menaruh cupang di depan cermin dan membuat ia bertarung dengan bayangannya sendiri hingga mati. 'ah dua bocah biadab ini, yang satu posesif dan yang satu lagi keras kepala. Rasanya aku ingin pingsan sungguhan sekarang' batin Anastacius.
Dengan akting terbaik yang mampu menipu semua orang, pria manis itu membuka matanya. Ia menatap lemah pada Claudera dan mengulurkan tangannya yang gemetar untuk mengusap pipi adiknya "Claudera...jangan mengatakan...hal kasar...pada Claude.."
"Tapi kak-
Lidah Claudera terasa keluar, anak itu menunduk dengan mata berkaca-kaca sembari menggenggam tangan Anastacius dengan lebih erat. "Kak...aku ingin kita pulang kembali ke wilayah Inglid"
Anastacius menggeleng lemah, dengan mata berkaca-kaca dan air mata palsu miliknya, selir itu berkata"oh adikku...jangan pisahkan aku dari ayah anak anak ku. Jika aku harus mati, maka makamkan aku disini"
"Sudah cukup! Simpan energimu, aku muak melihatmu sekarat tiap kali aku lengah seperti ini" Claude sedikit berteriak. Terlihat jelas betapa ia sangat putus asa. Ia mengeratkan pelukannya, tak ingin melepaskan Anastacius dan langsung mengangkat selirnya itu dengan mudah, menyebabkan genggaman tangannya pada Claudera terlepas begitu saja.
".....saat Felix datang, minta dia langsung menuju kamar ku dan membawa para tabib kesana" ujar Claude pada Penelope dan Lily yang menunduk di hadapannya.
Kaisar itu melangkah cepat, membawa Anastacius meninggalkan aula yang menjadi saksi bisu tragedi malam ini. Claudera sendiri bangkit dan bergegas mengekori mereka. Tak ingin berdebat dan memilih diam karena keinginan Anastacius yang tersirat dalam ucapannya.
".....aku akan menghukum Rosalia seberat mungkin jadi bertahanlah" bisik Claude sembari mengusap perut Anastacius, ia bisa merasakan tendangan lemah bayi di dalamnya dan itu membuat hatinya merasa sesak. 'bagaimana jika racun itu merenggut ini dari kami?'
.
.
.
.
.
".....aku muak💢" Lukezera dengan wajah datar miliknyaTBC
Maaf ya Abah, si sulung agak caper anaknya;)Jangan lupa vote nya minna,(人 •͈ᴗ•͈)

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret Message - WMMAP AU
Fiksi Penggemar"Kali ini aku yang melindungimu" Anastacius De Alger Obelia, raja terburuk dalam sejarah kekaisaran Obelia. tak banyak yang tau bahwa ia hanya di rasuki dan menjadi korban leluhur egois mereka yang ambis akan balas dendam. Ia dilahirkan kembali di d...