7. Posisi Selir

752 102 24
                                    

___

Malam yang dingin dengan rembulan yang bersinar di atas langit. Suasana di pos perbatasan saat ini tergolong cukup tenang, belum ada penambahan jumlah prajurit terluka yang terlalu signifikan. Dan mungkin karena waktu telah begitu larut, banyak orang yang lebih memilih tidur beristirahat sementara beberapa tim masih berjaga secara bergantian.

Di sisi lain, Claude yang baru saja mengambil apa yang ia inginkan tampak menopang dagunya sembari tersenyum puas, kaisar itu terbaring miring sembari memperhatikan Anastacius yang kelelahan.

Wajah merona, tubuh penuh keringat dengan air mata yang mengalir membasahi pipi sang dokter-, tidak! Maksudku selir dengan mata yang bergulir keatas. Anastacius terengah-engah, tubuhnya masih sangat sensitif dan kelelahan setelah melewati beberapa jam dengan bercinta tanpa henti karena menuruti permintaan gila adiknya.

Tangan Claude terulur menyeka air mata di pipi Anastacius, mengusap pipinya dengan lembut "kelelahan?" Apa Claude masih harus bertanya disaat ia sendiri adalah pelaku utama?! Anastacius benar-benar ingin menabok mulut Claude yang terkesan sok lugu itu menggunakan linggis milik Shinichiro. Bagaimana bisa adiknya yang polos ini menjadi durjana begini?!

Ingin Anastacius menyumpah serapahi Claude, tapi pria itu masih sangat kelelahan dan terengah-engah. Apalagi pinggang dan bagian bawahnya masih terasa sangat sakit. Ia tak bisa fokus saat ini. Oh! Jangan lupakan fakta ia belum makan sejak lusa kemarin sore hingga sekarang dan kepalanya yang berdenyut nyeri sejak tadi.

Claude mendengus geli, dengan sengaja ia mengulurkan tangannya untuk menarik pinggul Anastacius dan membawa selirnya yang baru itu mendekat ke tubuhnya. "Selirku yang malang begitu kelelahan" kekeh Claude sembari memeluk Anastacius, ia mengusap kepala belakang pria itu seraya menunduk untuk mengecup keningnya. "Mulai sekarang kau adalah milikku, hanya milikku"

'bocah biadab ini' batin Anastacius yang merengek pelan, ia membenamkan wajahnya di dada bidang Claude sembari mengatur nafasnya perlahan. Tubuhnya masih terasa sensitif, dan tangan nakal Claude yang kembali mengusap punggungnya benar benar membuat ia gemetar dengan nafas tercekat"h-hentikan...aku kelelahan" ucap Anastacius dengan lemah, ia meringkuk di pelukan Claude yang mengeratkan pelukannya di bagian pinggang sang selir.

"Kau benar-benar gila" ucap Anastacius menatap Claude yang menaikkan sebelah alisnya sembari berkata "aku cuma tak tau diri"

"Itu kalimatku sialan, kau tidak punya hak foto copy!" Erang Anastacius. Claude hanya mengernyit kebingungan, foto copy? Memangnya kaisar itu paham yang di maksud foto copy?

"Ah sudahlah, aku lelah" erang Anastacius menyerah, pria itu berusaha meronta dari pelukan Claude yang terasa sangat kuat. "Bisakah kau melepaskan ku?!"

"Kau berisik, lebih baik kau tidur saja" ujar Claude, ia bergerak mengetuk dahi Anastacius dan menggunakan sihir miliknya untuk membuat pria itu terlelap. Sedikit demi sedikit Anastacius mulai melemas, ia tak lagi meronta dan mulai memejamkan matanya. Nafas yang awalnya memburu cepat itu perlahan menjadi teratur, dengan dada yang bergerak naik turun perlahan.

Claude menopang pipinya sembari memperhatikan Anastacius yang terlelap. Ia sebenarnya tak mengerti mengapa ia melakukan ini. Tak ada keuntungan apapun bagi Claude jika ia mengambil Anastacius sebagai selirnya.

'tapi aku merasa jika aku melepaskan dia, aku akan menyesal lagi' batin Claude, tangannya bergerak memainkan poni rambut Anastacius yang sedikit berantakan. Pria tak tau diri, petakilan, gila dan blak blakan yang berhasil membuat Claude sedikit tersenyum ini benar benar sesuatu yang berbeda. Claude tau ia tak mendapat keuntungan apapun, tapi ia tak keberatan jika itu berarti membuat pria tak tau diri di pelukannya ini tetap ada disana.

'mungkin karena wajahnya sama dengan bajingan itu bahkan namanya juga sama, aku ingin melihat sampai mana dia bertahan' batin Claude dengan binar yang sulit di jelaskan di balik netra indahnya. Pria itu mendengus, tangannya bergerak mengusap kening Anastacius dan mengecupnya sekilas

"Yah, pada akhirnya ia bukan Anastacius yang itu" andai kau tau Claude, mungkin kau akan marah dan membenci Anastacius di pelukanmu sekarang.

Malam yang sunyi itu berlalu dengan cepat, keesokan harinya, pos perbatasan itu dibuat tercengang dengan pengumuman dari Claude yang mengangkat Anastacius sebagai selirnya. Kaisar itu dengan tenang menarik Anastacius yang sudah berpakaian rapi ke sisinya. Dengan jelas kaisar itu mengatakan bahwa mulai sekarang Anastacius adalah selirnya.

Bahkan Felix yang mendengar itu langsung menyemburkan air yang ia minum ke wajah prajurit lain yang tersedak ludahnya sendiri.

Bisa dilihat wajah Anastacius yang pucat, membiru dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Sudah jelas pria ini tertekan!!

"YANG MULIA! SAYA TAU ANDA TERTEKAN SEMENJAK KEMATIAN NONA DIANA! TAPI TOLONG JANGAN MENJADIKAN TUAN INGLID KORBAN KEUSILAN ANDA!"teriak Felix histeris, ia merasa iba melihat Anastacius yang berjalan tertatih seperti zombie.

"Aku tak apa Felix" ucap Anastacius dengan roh yang lepas menjadi asap dari mulutnya, seketika membuat Felix makin histeris dibuatnya "TUAN INGLID! KAU TAK MATI KAN?!"

Claude mendengus pelan, ia bergerak memeluk pinggang Anastacius dan menjaganya agar tak terjatuh. "Itu keputusanku, ia juga tak menolak"

'tidak menolak matamu' batin Anastacius meringis pasrah.

'aku tak yakin dengan yang mulia, wajahnya seperti tukang kibul profesional' batin Felix curiga.

Claude mendatarkan ekspresinya, ia menatap dingin ke seluruh orang disana, menciptakan hawa sedingin Antartika yang membuat semua orang mematung dengan wajah pucat. "apa ada yang mempermasalahkan jika ia menjadi selirku?"

'bocah biadab ini' batin Anastacius tertunduk lesu, ia tak peduli dengan situasi saat ini, tubuhnya sudah sekarat karena kelelahan, kelaparan dan di gempur habis habisan semalam. Menyadari wajah pucat Anastacius dan bibirnya yang terus mendumal tak jelas, Claude pun menghentikan aksinya lalu berkata
.
.
.
.
.
"Ku rasa selirku belum makan sejak sehari kemarin, aku bertanya-tanya siapa yang membuatnya melupakan makan seperti ini"

"?!" Felix yang mendadak hilang dari posisinya

TBC
Felix cosplay pesulap merah, mendadak ilang waktu ketauan😭

Felix (Translate : orang yang membawa Anastacius ke pos perbatasan, meminta bantuannya sampai lupa makan, menyeretnya untuk mengobati orang, memberikan janji palsu kue yang sampai kini belum di berikan)

Felix parah Felix, kasihan itu anaknya bapak Inglid kelaparan, gak etis banget Ama anak orang! Minimal kasih makan😭

Jangan lupa vote nya minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang