32. Berikan Aku Satu Gelas

485 84 15
                                    

Anastacius tersenyum, tangannya bergerak menghentikan Lily yang akan angkat bicara. Tak ingin rencana yang mereka buat hancur begitu saja. Pria itu menatap Rosalia lalu berkata "saya mengerti sekarang, anda telah mengingatkan pada posisi saya yang begitu rendah ini. Saya memang hanya seorang pengembara yang beruntung karena naik ke ranjang kaisar dan menerima berkah kasih sayang darinya" Anastacius membungkuk, melirik wajah Rosalia yang terlihat semakin angkuh di hadapannya. 'terbanglah setinggi mungkin, jadi saat aku menjatuhkan mu, kau tak akan bisa bangkit lagi' batin Anastacius menyeringai diam diam

"Mma mma...mma!" Jennete berusaha meraih Anastacius dengan wajah gelisah, dan pemandangan di mana selir kesayangan kaisar itu membungkuk pada Rosalia berhasil mencuri perhatian bangsawan di sekitar mereka.

"Apa nyonya itu merundung selir berharga?"

"Astaga dia membuatnya membungkuk!" Bisik bisik para bangsawan terdengar. Rosalia tampak tertegun karena tatapan banyak orang mengarah padanya. Ia melirik Anastacius yang menyeringai dengan mata yang menatap lurus padanya lalu terbelalak dengan tangan terkepal erat 'jadi begitu? Dia bermain victim denganku?' batin Rosalia

Wanita itu tersenyum hangat dan memasang wajah khawatir sembari menyentuh pundak Anastacius dan berkata"oh astaga, kau tak perlu membungkuk untukku. Kita keluarga sekarang karena Jennete ada di bawah naungan mu di istana" ujar Rosalia

Anastacius tersenyum manis oleh ucapan itu, "maaf ya, Tuan putri agak menempel pada dayang saya dan diri saya. Saya khawatir karena ia terlihat gelisah"ia mengambil alih Jennete dan mengangkatnya kembali pada Penelope yang dengan tenang menerima bayi itu kembali.

"Tuan putri" ucap Penelope tersenyum saat melihat Jennete tertawa dengan lugunya sembari mendusel di pelukannya yang hangat.

Rosalia berdecih tipis, wanita itu membuka kipas yang ia gunakan dan menggunakan itu untuk menutup bibirnya sembari berkata dengan nada yang begitu ramah "aku bisa melihat itu"

Anastacius terkekeh, ia mengangguk pada ucapan Rosalia. Pria itu melihat meja berisi deretan gelas berisi wine yang berada di belakang Rosalia. Senyum melankolis muncul di bibirnya. "Saya dengar wine di istana sangat enak. Saya tak pernah meminumnya karena yang mulia sangat menjaga isi piring saya. Saya jadi ingin sedikit nakal malam ini, ia takkan keberatan pastinya. Bisakah anda mengambilkan satu untuk saya?" ucap Anastacius dengan wajah manisnya

Rosalia melirik gelas gelas itu dan tersenyum sembari melambaikan tangannya main main, berusaha mengimbangi permainan polos ala Anastacius "benarkah? Jika begitu kau seharusnya tidak meminum wine kan? Maaf atas ucapan ku sebelum ini. Tapi aku juga tak mungkin melanggar perintah yang mulia mengenai sesuatu yang tak boleh kau konsumsi"

Wanita itu berjalan menuju meja dan meraih satu gelas berisi minuman non alkohol dan satu gelas wine untuknya. Ia menyodorkan gelas berisi minuman non alkohol itu pada Anastacius yang dengan wajah riang menerimanya.

Selir itu bertepuk tangan, mencuri perhatian semua orang termasuk Claude yang menoleh dari kejauhan. Gelas mahal itu Anastacius angkat di udara saat ia berkata dengan wajah senang yang terkesan begitu lugu di depan semua orang. "terimakasih atas keramahan anda nyonya Rosalia, terimakasih karena sudah menyiapkan gelas khusus untuk saya. Saya sangat menghargai pertemuan kita di sini" pria itu tersenyum lebar dan kembali melanjutkan ucapannya

"Semua orang harus mengetahui betapa ramahnya anda kepada saya yang asing dengan isi istana. Karena itu mari bersulang dan terimakasih atas gelasnya" ucap Anastacius, Rosalia mengangkat gelasnya dan bersulang. Tepuk tangan terdengar dari pada bangsawan yang melihat itu

'ada yang aneh' batin Claude seraya berjalan mendekat ke tempat Anastacius berada, jantungnya berpacu kencang dengan nafas yang memberat. 'kenapa jarak ku dan dia begitu jauh? Aku harus meraihnya' batin Claude mempercepat langkahnya, matanya terbelalak saat Anastacius menempelkan gelas itu pada bibirnya dan meminum minuman itu dengan senyum dan wajah berseri seri yang membuat jantungnya hampir berhenti berdegup saat itu juga.

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang