Bruk!
Setumpuk kertas berisi list nama di taruh di meja tempat Anastacius berada sekarang. Pria manis itu terlihat mematung dengan wajah pias. Sudah seminggu sejak ia terbangun, dan sudah seminggu ini juga ia harus melakukan banyak persiapan ini itu untuk pesta penyambutannya di dunia bangsawan.
Tora tampak meringkuk di samping kursinya, terlelap dengan nyenyak dengan pita biru yang melingkar di lehernya. Harimau itu terkesan lengket dengan Anastacius akhir akhir ini, mungkin mengikuti instingnya untuk melindungi anak dari tuannya.
"Ini adalah nama semua bangsawan hingga leluhur mereka yang harus anda ingat. Tapi tenang saja, anda tak perlu memaksakan diri. Anda tidak terlalu di wajibkan dalam ini" Felix berkata, ia juga menaruh sepotong kue coklat dari cafe Moresa yang sempat ia janjikan dulunya.
'ugh, hal bodoh ini lagi. Aku sudah ingat semuanya di kehidupan pertama' batin Anastacius nelangsa. Apa ia harus terus terjebak disini?! Dia ingin menghabiskan waktu dengan Jennete dan Athanasia. Kedua anak ayam itu pasti merindukannya.
'padahal baru kemarin mereka belum bisa apa-apa, tapi semalam mereka sudah merangkak ke arahku' batin Anastacius. Ia ingat ketika 2 hari setelah kondisinya semakin pulih, ia datang ke kamar kedua putri itu, melihat keduanya terkejut dan langsung merangkak cepat ke arahnya sembari menangis. Bukankah keduanya menggemaskan? Anastacius ingin menghabiskan waktu dengan keduanya saja, tapi kesibukannya benar-benar padat karena ia meminta penyambutannya di lakukan setelah dua Minggu dari hari ia bangun sebelumnya.
"Jika kau kelelahan, istirahat saja. Sebenarnya tak penting mengingat nama-nama itu" Claude berkata, ia duduk di meja kerjanya sendiri. Memang benar, ini ruangan Claude. dan Claude menaruh meja tambahan disana untuk Anastacius.
"Bagaimana itu jadi tak penting? Aku akan jadi tak sopan dan terkesan tak tau diri" ucap Anastacius menyanggahnya.
Wajah Claude menjadi datar setelah itu, "kau kan memang tak tau diri" dan sialnya itu benar! Anastacius tersedak dan tertohok disana. Tubuhnya gemetar dan air matanya mengancam untuk jatuh saat pipinya mengembung lucu dengan pipi memerah "b-bodoh! Bukan begitu caranya bicara dengan selirmu yang sedang hamil!"
'aah mood nya berubah lagi, padahal kemarin ia sudah melempariku dengan botol susu milik Jennete hanya karena ia tak menyukai pakaian ku dan memaksaku memakai warna pink dan biru' batin Claude pasrah. Sungguh, semenjak Anastacius bangun dari koma, selirnya itu sering mengalami naik turun mood yang tak bisa di prediksi isinya. Dan kau tau kasta tertinggi dalam rumah tangga absurd ini itu siapa_-
Claude menghela nafas panjang dan bangkit dari kursinya, berjalan menghampiri meja Anastacius yang ada di samping meja panjang nya lalu mengulurkan tangan untuk mengusap air mata yang mengancam tuk jatuh membasahi pipi selirnya "kau tak perlu mengingat nama semua orang itu, cukup bicara saja jika mereka mengajakmu bicara. Lagipula mereka akan memperkenalkan diri mereka padamu lebih dulu" ujar Claude
"Itu benar tuan, mereka tak ada apa-apanya di banding posisi anda" Felix berkata, berusaha ikut menenangkan Anastacius yang mengangguk pelan.
"Kau berlebihan lagi" mata Anastacius memicing, perempatan merah muncul di dahinya saat ia melirik tajam ke pojok ruangan, tampak hantu ayahnya di kehidupan pertama berdiri disana, menatapnya malas. Sungguh, Anastacius sangat ingin mengamuk sekarang, tapi ia akan di pikir gila. Lagian kenapa Lukezera datang kesana sih?! Hantu itu lebih aneh dari tuyul yang berkeliaran di rumahnya dulu.
Anastacius mengusap perutnya dan menunduk dengan mata berkaca-kaca "Claude..aku merasa dikutuk, sejak beberapa hari ini aku merasa seperti ada arwah jahat mengekoriku dan mengataiku. Mungkin seorang pak tua cerewet yang membuat telinga ku berdengung sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret Message - WMMAP AU
Fanfiction"Kali ini aku yang melindungimu" Anastacius De Alger Obelia, raja terburuk dalam sejarah kekaisaran Obelia. tak banyak yang tau bahwa ia hanya di rasuki dan menjadi korban leluhur egois mereka yang ambis akan balas dendam. Ia dilahirkan kembali di d...