24. Debut Bangsawan

370 76 8
                                    

"kau ini masih saja merajuk seperti anak kecil, apa kau yakin tak ingin melepaskan ku hum?"ujar Anastacius, ia baru saja berhasil menenangkan Claude. Membuat sang raja berbaring di sisinya dan memeluknya dengan erat. Tapi ini malah membuat pria malang itu tak bisa lepas dari sang kaisar dengan mudah.

"....pertama Brilla si lacur sialan itu dan madam Giselle yang tak berbuat apapun untuk menghentikan asisten babinya itu, lalu penyusup sialan itu. Aku takkan membiarkan seorang pun menyentuh selirku yang berharga ini lagi" ucap Claude, ia mendadak posesif sekarang. Toh tak bisa di salahkan, apa yang Anastacius lewati sebelumnya wajar jika itu berhasil membuat Claude trauma.

Di mata Claude, Anastacius itu seperti seekor ikan mola-mola yang mudah sekali mati karena stress dan syok. Jadi Claude akan menumpahkan semua perhatian pada Anastacius mulai dari sekarang. Tak peduli jika panci dan perabotan dapur hingga kompor bata melayang pada wajah tampannya.

Kaisar itu sudah menambahkan rumus undang-undang yang berisi 'barang siapa yang berani menyenggol Anastacius De Inglid, baik di belakang maupun di depan Claude. Akan di hukum seberat-beratnya' stress, tapi Anastacius sayang. Gimana dong? Apakah kudu di geplak dulu biar makin bulol?;(

Ekhem-

Anastacius menghela nafas pasrah dan menggeleng pelan, ia menarik selimut hangat hingga wajahnya lalu menatap Claude yang terjaga memperhatikan dirinya "tak tidur?" Tanya Anastacius "ini sudah larut"

Claude menggeleng pelan dan mengecup dahi Anastacius "tidak sampai aku memastikan kau aman dan lelap"

"Dasar orang aneh" cibir Anastacius, tapi jika sudah begini dia bisa apa? Claude itu keras kepala. Bahkan Anastacius yang sudah sangat keras kepala begitu mengakuinya!

Anastacius yang sadar ia takkan menang dalam perdebatan tanpa faedah itu akhirnya memutuskan untuk mendusel di pelukan Claude, berusaha mencari posisi paling nyaman yang bisa ia temukan. Perutnya yang membengkak sudah membuatnya sangat kesulitan, jadi ia butuh usaha lebih untuk mencari kenyamanan.

Setelah mendapat posisi yang cukup nyaman, Anastacius segera membenamkan wajahnya di dada bidang Claude, membiarkan adik dari kehidupan pertamanya itu bergerak mengelus rambutnya dengan lembut. Anastacius tampak berpikir sejenak. Bukankah ia koma cukup lama? Dan awal ia koma itu adalah saat debutnya di dunia bangsawan akan di laksanakan. Ini artinya Claude pasti menunda acara itu sampai sekarang kan?

Dan bicara soal lady Brilla dan madam Giselle, Anastacius penasaran dengan nasib mereka. Sebenarnya memang benar madam Giselle tak terlibat langsung dengan inti dari insiden itu. Tapi mengingatnya membuat Anastacius mendatarkan ekspresinya. Dia memang baik, tapi Anastacius bukan orang naif. 'wanita tua itu sebelumnya hanya memperingati asistennya sedikit tanpa benar-benar menghentikannya, jika ia memang merasa bersalah atas ucapan Brilla padaku, seharusnya ia menarik asisten nya untuk berhenti. Tapi ia hanya sekedar menegur, dan hanya menegur tanpa menarik asisten nya'

Anastacius mendengus dengan tangan terkepal erat. Ini menjijikan, sangat menjijikan. Bahkan wanita dengan wajah selembut itu ternyata memiliki serigala buas di balik wajahnya. Bukannya Anastacius tak mengerti, madam Giselle sebenarnya juga tak terlalu menyukainya. Itu di buktikan dari caranya yang hanya menegur Brilla. Orang bodoh sekalipun akan paham jika wanita itu benar benar tak ingin melukai perasaan selir kaisar, maka ia akan menarik asistennya dan menamparnya.

Tapi madam Giselle? Maaf sekali Anastacius sudah mengerti jalan permainannya. Wanita tua itu..juga meremehkan dirinya.

"Ngomong ngomong soal Brilla dan madam Giselle, apa yang terjadi pada mereka? Aku penasaran, terutama pada madam Giselle" ujar Anastacius bertanya

Claude bergeming kemudian menjawab "Brilla? Dia di eksekusi karena tuduhan mencelakai salah satu calon pewaris ku. Dan madam Giselle? Dia di hukum pancung setelahnya karena berdosa tak melakukan apapun untuk menghentikan asistennya"

Claude berdecih dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Anastacius "kau tak perlu khawatir, serangga seperti mereka sudah ku hapus dari radarmu"

'aku bingung harus tersenyum atau menangis. Bocah biadab ini dapat sikap tirani dari siapa?' batin Anastacius dengan wajah pias. Tapi ah tunggu dulu! Dia bahkan lebih parah dari Claude. Karena korbannya selalu berakhir di kuali panas.

"Yah...sayang sekali, lalu bagaimana dengan acara debutku? Kau tau kan? Para bangsawan kadang cerewet dan tak bisa diam" ucap Anastacius. Ia penasaran dengan acara debutnya yang belum berjalan itu.

"Sudah tentu aku membatalkan itu" Claude menghela nafas panjang, memikirkan soal debut atau pesta penyambutan itu lagi membuatnya mendadak pusing. Dia memang bisa mengundur acara ini sebelumnya karena kondisi Anastacius sangat mengkhawatirkan. Tapi sekarang? Para bangsawan itu akan mulai cerewet lagi tentangnya.

'bagus, aku akan memanfaatkan kucing belang itu untuk melindungi Anastacius, jadi takkan ada bangsawan yang berani meremehkannya' Claude berpikir. Mungkin keputusannya untuk membiarkan Tora masuk akhirnya menunjukkan sisi positif dan berguna. Ia bisa memanfaatkan harimau itu untuk mengintimidasi para lady yang ingin merendahkan Anastacius.

Anastacius memperhatikan ekspresi Claude saat pria itu menyeringai dengan mata yang memicing seolah mampu menembakkan laser dari pupil matanya. Sang selir hanya mampu menggeleng pasrah. 'entah hal bodoh apa lagi yang bocah ini pikirkan' batin Anastacius.

Pria manis itu membenamkan wajahnya di pelukan Claude, menghirup wangi bunga Jasmine dari tubuh sang kaisar lalu berkata "kalau begitu kapan aku akan debut secara langsung? Aku tetap harus menunjukkan wajahku sebagai selirmu kan?"

Claude terdiam, bergeming sembari menatap Anastacius dan berpikir sejenak. Memang Anastacius itu selirnya, selir favorit lagipula dan satu satunya selir yang ia miliki sekarang. Tapi mendengar Anastacius menyebut dirinya sendiri sebagai selirnya membuat Claude agak merasa bersalah. Apakah kaisar ini menjadi waras atau makin edan pemirsa?"...setelah kondisimu membaik dan prima sepenuhnya"

"... bagaimana jika dua Minggu dari sekarang?"

"Jika itu maumu apa aku akan menolaknya?" Claude bergerak menarik tangan Anastacius dan mengecup punggung tangannya, menatap wajah Anastacius yang sedikit merona lalu menyeringai tipis dan berkata

"Selirku ya...baiklah, mulai sekarang aku sudah memutuskan bahwa kau akan menjadi Royal Consort ku yang sah! Ayo naik ke pelaminan sayang-

BUAGH!!
.
.
.
.
.
"KEMARIN SELIR DAN SEKARANG PERMAISURI MU HAAAH?! DASAR BOCAH GILA!!"

"YA APAPUN ASAL KAU TAK DI REMEHKAN!!"

"TAPI GAK GITU JUGA MONYED!" Anastacius berteriak sebelum akhirnya meringis kesakitan sembari memegangi perutnya yang kram dan membuat Claude terbelalak dengan wajah paniknya. "Anastacius ada apa?!"

"SALAH MU SIALAN! BROJOL NIH BROJOL BENERAN ANAKMU!"

"Bukankah itu terlalu cepat?!"

TBC
Claude nya gitu lagi:(

Kan kasian Anastacius nya syok. Kemaren udah dibikin syok karena mendadak minta Anastacius jadi selir, sekarang malah suruh jadi Royal Consort alias pasangan sah Kaisar. Kan Anastacius tambah syok.

Ntar kalo anaknya brojol duluan, kita botakin Klod :(

Anastacius ga bisa jadi permaisuri karena dia gapunya dukungan dari bangsawan manapun. Tapi dia bisa jadi Royal Consortnya Claude karena dia satu-satunya selir dan pasangan Claude di sini.

Jangan lupa vote nya minna (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Regret Message - WMMAP AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang