Regret Message - WMMAP AU

35. Jeruji Penjara

"HUAAAAAAA!!! SEBENARNYA APA YANG TERJADI PADA ANDA?! ANDA BILANG OBAT ITU TAKKAN MENCIPTAKAN EFEK BURUK SEPERTI ITU!!" Zelda histeris, di balik dinding tebal dan kokoh kamar itu ia menangis, memeluk kaki Anastacius sementara Lily terlihat sesenggukan berbeda dengan Penelope yang menatap Anastacius tajam.

Bagi Lily dan Zelda, mereka sudah memahami rencana Anastacius untuk menjebak Rosalia. Meski akhirnya mereka tetap menyesal karena Anastacius yang mati suri mendadak setelahnya. Sementara Penelope merasa lebih di permainkan disana. Ia tak di beritahu rencana itu sebelumnya! Dan fakta Anastacius koma lalu berhenti bernafas sudah cukup untuk membuat gadis itu hampir kehilangan akal sehatnya.

Oh? Kalian bertanya-tanya kemana perginya Claude sekarang? Pria itu sedang berdiri di luar gerbang istana kaisar, di bawah guyuran hujan yang merupakan perbuatan Felix yang menyiramnya dengan penyiram tanaman. Ini bukan karena Felix sudah kurang ajar, tapi itu perintah Claude sendiri yang berusaha terlihat menyedihkan dan membuat Anastacius mau mengizinkan ia masuk lagi ke dalam.

Kesatria itu dengan wajah pasrah dan lelah duduk di atas pagar, menyiram kepala Claude yang memegangi gerbang dengan mata berkaca-kaca, tak peduli dengan tatapan konyol para pelayan dan prajurit yang membantunya membuat suara gluduk buatan. 'kenapa aku setuju melakukan ini?' batin Felix mengernyit kebingungan.

Kembali ke sisi Anastacius, pria manis itu tampak menghela nafas panjang sembari mengusap dahinya yang terasa pening dengan semua cobaan yang ia terima. Tak cukup dengan satu adik biadab, satu adik petakilan dan musuh sialan yang membuatnya tantrum tiap hari, ia juga harus menghadapi para orang-orang di sisinya yang begitu cerewet seperti ini 'ini salah ayah! Kenapa ia menyeretku ke tempat itu di saat yang tak bagus?' batin Anastacius kesal sendiri.

".....aku juga tak tau mengapa terjadi hal semacam itu. Itu mungkin karena jiwa ku tiba-tiba melayang karena di seret oleh hantu biadab yang menandai ku" ucap Anastacius blak blakan, ucapannya yang terdengar seolah ia di kutuk membuat Lily dan Zelda melotot dengan wajah panik mereka. "Kalau seperti itu aku akan meminta yang mulia untuk mulai memasang jimat pengusir roh jahat di istana! Bagaimana jika sesuatu terjadi pada anda lagi?!" Ucap Lily dengan mata berkaca-kaca

Anastacius hanya mendengus pasrah, kali ini ia tak ingin banyak bicara dan kepalanya sudah terasa seperti hampir pecah. "Sudah cukup, aku ingin istirahat. Kalian berdua kembalilah untuk menjaga kedua putri. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Penelope"

"Tapi-" Zelda terdiam saat melihat lirikan mata dari Anastacius. Dalam sekali lihat saja ia sudah mengerti bahwa pria itu sedang tak ingin di ganggu. Sejenak ia menatap Lily yang mengangguk, keduanya reflek membungkuk memberi salam dengan berkata "Semoga keberkahan datang bagi bulan kekaisaran" ucap mereka lalu pergi, menyisakan Anastacius dan Penelope sendiri disana.

Penelope mendengus dengan wajah sarkas miliknya "dari bunga kekaisaran menjadi bulan kekaisaran. Kau cukup pintar bermain dalam masalah ini. Hanya perlu sekarat di depan anak anjing yang jatuh cinta padamu"

Anastacius mengernyit dan menatap malas Penelope "aku tau kau marah karena aku tak mengatakan apapun. Salahkan saja para kaisar terdahulu, jiwa mereka yang mengajakku bermain di alam bawah sadarku. Itu yang membuatku mati suri"

Mata Penelope agak terbelalak"huh? Maksudmu?"

"Anggap saja para leluhur memihak kita. Itu intinya. Aku tak ingin menjelaskannya lebih karena aku sedang malas"

Anastacius menghela nafas panjang, ia mengelus perutnya yang jadi jauh lebih besar dari sebelumnya. Sebenarnya sejak tadi ia merasa tak nyaman, perutnya nyeri dan terasa berat. Oh ayolah! Bukankah dia baru hamil 5 bulan? Dia juga tak makan banyak karena terhitung terlalu banyak koma! Kenapa perutnya seberat ini? Bahkan pengetahuannya sebagai dokter abad 21 tak mampu menjawab ini.