Terbuka

515 61 14
                                    

1 jam sebelumnya

"Oppa, sebaiknya kau pulanglah. Selesaikan masalahmu jangan malah menghindar seperti ini." Rengek Jihoon, sebenarnya dia tidak masalah jika jin menjenguknya di apartemen, tapi sejak kedatangan jin semalam membuat Jihoon merasa sedikit kesal. Bagaimana tidak, semalam jin datang begitu saja langsung masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun. Dia menutup pintu kamarnya dan benar benar mengabaikan Jihoon.

"Yaa Kim Jihoon a, apa kau mengusirku? Lagipula ini juga apartemenku, apa aku tidak boleh menenangkan diri disini? Lagipula aku tidak akan mengganggumu." Jawab jin dengan nada kesal,

"Tapi kau sudah terlalu berlebihan oppa, bahkan kau tidak membiarkan Jungkook menjelaskan semua denganmu. Menurutmu bagaimana masalah ini selesai kalau kau lebih memilih seharian bersembunyi di kamar dan memilih tidak bertemu untuk bicara? Ayolah oppa, kau bukan anak kecil lagi kan?" Bujuk Jihoon, dia kesal karena jin masih keras kepala tidak cepat menyelesaikan masalah mereka.

"Iya, nanti aku kan menemuinya. Tapi tidak sekarang, aku masih mau menenangkan diri dulu." Jawab jin santai sambil duduk di ruang tamu sambil menonton acara di tv.

"Sebenarnya kalian ini ada apa sih oppa? Tidak biasanya kau bertingkah seperti ini." Tanya Jihoon saat dia duduk mendekati kakaknya itu. Terlihat jin menarik nafas panjang sebelum menceritakan semua.

"Semalam oppa ke apartemen Jungkook, niat awal oppa hanya mau memastikan dia ada dimana karena oppa tunggu d apartemen dia tidak datang juga. Waktu sampai sana oppa melihatnya sedang bersama taehyung dengan posisi yang menurut oppa mereka sedang~" jin menjeda kalimatnya, jantungnya kembali berdetak kencang tiap mengingat kejadian semalam.

"Sedang apa oppa?"

"Eemmm.. berciuman" Jihoon yang mendengar itu sangat terkejut. Matanya melotot dan tangannya menutupi mulutnya

"APA? Oppa, apa kau tidak salah lihat? Siapa tau kau salah lihat dan salah paham." Awalnya Jihoon benar benar kaget, tapi dia lebih pandai mengontrol pikirannya jadi dia pikir mungkin saja jin sedang salah paham.

"Entahlah, sebenarnya oppa mau menanyakannya, tapi oppa pikir kami butuh waktu sendiri dulu."

"Kadang oppa pikir hubungan kami ini terlalu rentan, bahkan sedikit kesalahan saja akan sangat berpengaruh. Bahkan oppa penasaran akan sampai mana hubungan kami ini."

"Oppa, aku tidak tau masa depan. Tapi masa depan itu ada karena adanya masa lalu. Menurutku yang terpenting sekarang kalian jaga hubungan kalian dengan baik, pertahankan dan perjuangkan."

"Hemmm, sepertinya kau sudah lebih dewasa sekarang Jihoon sampai bisa menasehatiku. Kekeke,,"

"Tentu saja. Ya sudahlah oppa, aku tinggal dulu kalau begitu." Jihoon berdiri dan hendak mengambil tasnya sebelum keluar dari apartemen.

"Kau mau kemana Jihoon? Ini sudah malam dan kau baru saja pulang kan?" Tanya jin penasaran, ini sudah pukul 9 malam dan Jihoon mau kemana?

"Apa kau lupa oppa? Kau memberiku tugas merawat yoongi oppa kan?"

"Aaahh.. Jihoon a, oppa ingatkan ya, jangan macam macam"

"Macam macam? Apa maksudnya?"

"Kau itu gadis Jihoon, jaga dirimu baik baik."

"Hah? Aku sudah dewasa oppa, aku bisa jaga diriku tenanglah. Lagipula yoongi oppa sangat menjagaku, tidak sepertimu dan Jungkook." Jihoon malah menggoda oppanya ini yang kesabarannya sangat tipis, tentu saja kata katanya itu membuat jin emosi.

"Yak bocah, apa maksudmu dengan aku dan Jungkook? Memangnya apa yang kami lakukan?" Teriak jin

"Aku tau semuanya oppa, kalian sering bermain seks kan? Hem Hem" jawab Jihoon sambil menarik turunkan alisnya.

"Yak bocah, Kim Jihoon jaga ucapanmu itu. Bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Aaaakkhhhh, apa yoongi yang mengajarimu hah?"

"Hahaha, aku tidak perlu yoongi oppa untuk tau semuanya oppa. Lihat tingkah Jungkook saja aku sudah tau semuanya,apa kau lupa kalau aku sudah dewasa. Kekeke" Jihoon benar benar senang menggoda oppa nya ini, apa lagi melihat telinga dan lehernya yang sudah mulai memerah.

Jin sudah hampir melemparnya dengan bantal tepat sebelum Jihoon menutup pintu dan keluar dari apartemen. Jin benar benar kesal dengan ucapan Jihoon, diapun meraih ponselnya dan kembali mengaktifkannya untuk menghubungi yoongi.

Saat ini

Tok..tok..tok..

"Ya" jawab seokjin sambil menghampiri pintu, dia meletakkan remote tv yang sedari tadi dia pegang.

"Siapa ini yang malam malam datang bertamu?" Jin mengintip dari lubang yang ada di pintu, dan dia tidak melihat siapapun.

"Kenapa tidak ada siapa siapa? Ah biarlah" jin membalik badan dan ingin kembali ke kursinya, namun tidak lama pintu itu bunyi lagi. Dia mengintip lagi dan tetap tidak ada siapa siapa. Karena penasaran akhirnya dia membuka pintu. Dia sangat terkejut ketika di depannya sudah ada Jungkook berdiri bersandar di dinding samping pintu sambil memandangnya.

"Oah Jungkook a, kau mengejutkanku. Untuk apa kau kesini?" Tanya jin sambil berbalik berjalan menuju ruang tamu lagi.

"Aku yang harusnya tanya, kenapa kau sembunyi disini dan tidak pulang ke rumah?" Kini Jungkook juga masuk mengikuti jin

"Siapa yang sembunyi? Aku hanya mau mencari tempat untuk berpikir saja." Jawab jin mengelak dari perkataan Jungkook, dia duduk di kursi dan membelakangi jungkook

"Kalau hanya mau sendiri kenapa tidak di rumah saja? Apa kau tidak mau bertemu denganku? Kau menghindariku lagi jin." Jungkook masih berdiri di belakang jin, melihat kekasihnya itu dengan wajah sedihnya, tapi dia berusaha untuk tidak terlalu memperlihatkannya.

"Mungkin, aku masih tidak mau mengingat semua yang aku lihat semalam." Jawab jin sambil menundukkan kepalanya.

"Inilah yang kau lihat" Jungkook langsung mendekati jin dan berlutut di depannya sambil kedua tangannya menangkup wajah jin, sama persis dengan yang dilakukan oleh taehyung kepadanya.

"Apa maksudmu?"

"Ini yang kau lihat, ini yang dilakukan V Hyung. Jin, aku tidak sedang membuat alasan, tapi yang dilakukan V Hyung hanya seperti ini. Dia hanya berusaha menenangkan ku yang sedang kacau." Tampak mata jin menatap Jungkook, seolah mencari kebenaran dari matanya. Mereka saling menatap, mata Jungkook turun menatap bibir jin. Dia terus mendekatkan wajahnya hingga bibirnya menyentuh bibir jin. Pelan pelan dia menciumnya, seolah ingin memberi tahu agar jin mempercayainya.

Semakin lama ciuman itu semakin berat, penuh dengan nafsu. Mereka saling membalas ciuman dan melumat bibir masing masing, Jungkook menarik leher jin agar semakin mendekat. Dia berdiri dari posisinya dan berpindah, mendorong pelan jin hingga jin bersandar di sofa sambil terus menciuminya. Jin tidak mau kalah, dia meraih pinggang Jungkook mengarahkannya untuk duduk di pangkuannya. Beberapa saat mereka masih saling berciuman hingga mereka berhenti untuk mengambil nafas sebelum benar benar lepas kendali. Jin tiba tiba saja teringat sesuatu

"Jika seandainya aku tidak datang, apa mungkin hal seperti ini juga akan terjadi dengan kalian?" Wajah jin berubah kembali sendu.

"Itu tidak mungkin terjadi jin, baik aku dan V Hyung tidak akan mungkin melakukan itu. Karena di hati kami tidak ada perasaan seperti itu. Lagi pula kami berdua memiliki kesamaan" jawab Jungkook yang masih dengan posisinya duduk di pangkuan jin sambil menatapnya.

"Kesamaan? Apa itu?"

************************************

Terima kasih yeorobunbdeul yang sudah voment, 🥰🥰🥰
Semoga kalian tidak bosan dengan cerita ini.
Happy reading 😉

The Truth Untold || JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang