19 : Hiraet

2.4K 83 4
                                    

“Mau ngapain lo?!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Mau ngapain lo?!”

“Gak ada. Cuma mau liat secantik apa lont3nya dosen kita.” kata Violin meremehkan.

“Gak usah ngaco Vi. Lagian lo ga ada kerjaan selain ngurusin gue?”

“Lo tu hama yang emang jadi urusan kita.” Kyora menatap tajam ke mata Kiara. Sepersekian detik selanjutnya dengan cepat ia merampas laptop yang ada ditangan Kiara. Gadis itu mencoba mempertahankan miliknya hanya saja tenaganya kalah jauh dari ketiga orang itu.

“Hapus Rik!” Arah Violin dengan seorang lelaki yang tengah memperhatikan mereka dari bilik. Ia bergerak santai membuka laptop Kiara.

“Riki please jangan hiks!”

“Shtt diem!” Rachel mengunci pergerakan Kiara sementara Kyora membekap mulutnya. Mata Rachel malah salah fokus pada tanda ungu pada leher Kiara yang sedikit terekspos lalu gadis itu tersenyum remeh.

“Vio, liat nih! Ternyata emang beneran jalang!”

“What the F── lo?!” Violin semakin emosi hingga mendorong Kiara hingga jatuh tersungkur. “Ini alasan Lo cepet ngerjain skripsi? Selain orang dalem ternyata lo ngangkang ke dosen?!”

“Udah gue hapus semua. Cari flashdisk nya. Jangan sampe dia punya salinan.” ujar Riki.

“Lo bawa flashdisk itu kan?” tanya Rachel, Kiara menggeleng.

“Lo bohong bangsat!” lagi, Violin menjambak rambut Kiara hingga membuatnya menyerah.

“I-iya gue bawa!” dengan hati tidak rela Kiara menyerahkan flashdisk yang berisikan file skripsinya. Skripsi yang susah payah ia susun. Siang dan malam bertemu, beradu dalam lelahnya perjuangan. Kini hilang dalam sekejap mata.

“Bawa rik.” Violin menyerahkan flashdisk itu pada Riki.

“Denger ya, jangan sampe lo ngadu ke siapapun termasuk mas Shaka. Sampe lo lakuin itu, lo tau apa yang bakal gue lakuin ke ibu Lo yang sakit jiwa itu?” ancam Riki tak main-main.

Kiara menangis tanpa bisa berucap lagi. Cukup mengangguk pun membuat mereka puas.

“Good girl. Abis ini kalau ditanya sama mas Shaka, bilang aja lo abis dibegal.”

Sekali lagi Rachel ikut menendang kaki Kiara, memijaknya hingga tanpa rasa. Menumpahkan kekesalannya terhadap gadis itu. Mereka pergi dari tempat kejadian menyisakan Kiara yang masih menangis sesenggukan disana.

“Ada orang disana?” suara yang Amay familiar ditelinga, hanya saja Kiara tidak mempedulikannya. Lelaki itu membuka pintu toilet melihat sosok gadis yang memeluk lututnya sembari menangis.

“Kiara?!”

“Sir Jay! Aku mau pulang!” katanya sambil menatap sayu.

“Kamu kenapa? Ada yang jahatin kamu?”

(LC) : LOVEHOLICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang