Arshaka kembali masuk mendapati tubuh Kiara belum bereaksi sama sekali. Ia masih membaca lembaran-lembaran skripsi yang sudah diprint beberapa. Lelaki itu bernapas lega, kini ia hanya berharap Jay salah memasukan obat atau apapun itu. Intinya bukan seperti yang mereka rencanakan.
“Prosesnya sudah sampai mana?”
“Ini tujuannya kemarin udah saya lengkapi lagi, sir bisa cek yang lainnya.”
“Sini biar saya cek.” Kiara memberikan laptopnya, membiarkan Arshaka untuk mengeceknya.
Beberapa menit membaca skripsi Kiara, Arshaka mulai menjelaskan beberapa kesalahan atau ketidakcocokan dalam ketikan itu. Namun, gadis itu seperti tidak mendengar.
“Sir, ac apartemen sir mati ya? Kok gerah?” habislah sudah. Obatnya bereaksi. Arshaka panik sekarang, ia takut Kiara akan berbuat macam-macam, apalagi ada bibi San yang bisa kapan saja melaporkannya pada kedua orang tua Arshaka yang berada di Swiss.
“Iya. ACnya mati. Ke kamar saya aja mau? Disana acnya dingin.” tidak ada pilihan lain, Arshaka membawa Kiara ke dalam kamarnya, mengunci pintu lalu menyalakan ac. Bagi Arshaka ini sudah sangat dingin, tapi tidak bagi Kiara.
“Masih panas ...” gadis itu merengek. Tiba-tiba saja ia mendekati Arshaka, lalu duduk di pangkuannya. lelaki itu terkejut bukan main.
“Kia, nanti saya bantu. Cuma sekarang turun dulu ya──” Arshaka juga laki-laki normal yang bisa terangsang dengan sentuhan wanita. Ia sebisa mungkin menghindari kontak fisik dengan Kiara, hanya saja gadis itu semakin liar.
“Sir, Can I kiss you?” tanyanya meminta izin, tepat berbisik pada telinga Arshaka. Damn, sounds very sexy.
“Hm──” Kiara melingkarkan tangannya pada leher Arshaka. Gadis itu merapatkan tubuhnya, menempelkan bibirnya pada bibir Arshaka, lelaki itu tidak membalas, hanya menikmati alur permainan Kiara. Dirasa pasokan oksigennya sendiri habis, Kiara lalu melepaskannya. Menatap sisa salivanya masih menempel pada sudut bibi Arshaka.
“Sir, tambah ganteng kalau lagi gini hehe”
“Damn!” masa bodoh dengan siapa Kiara, Arshaka memiringkan kepalanya, memegang tengkuk Kiara, menyatukan bibir mereka kembali. Kali ini Arshaka mendominasi lebih kasar. Beberapa kali Kiara memukul bahu Kokoh Arshaka, mengisyaratkan ia kehabisan napas.
Lelaki itu perlahan melepaskannya, mengelap Saliva yang menempel pada bibirnya. Arshaka menatap Kiara, jujur ia kasihan, gadis itu tampak frustasi tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
“Sir, bantuin saya ... Ini panas banget eunghh” Kiara melenguh tepat ditelinga Arshaka. Ia bingung harus bagaimana, tidak mungkin untuk merenggut mahkota Kiara bukan? Meski ia memintanya, namun Kiara akan sangat kecewa jika sadar. Lagipula, perasaan cinta itu hanya sepihak dari Kiara, tidak dengan Arshaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(LC) : LOVEHOLIC
Romance"Gak usah nakal. Kamu mahasiswa bimbingan saya, dan saya dosen kamu. Behave yourself." "Maaf sir, saya gak sengaja kirim pap begituan. Saya cuma dapet dare dari temen saya. kalau gak percaya tanya aja ke mereka!" Berawal dari insiden Dare dari Zamor...